Langsung ke konten utama

Bupati Canangkan Pemberantasan Sarang Nyamuk

INDRAMAYU 31/10/2011 (www.humasindramayu.com) – Memasuki musim penghujan di Kabupaten Indramayu semua pihak harus waspada terhadap berbagai hal, termasuk penyakit yang siap datang. Untuk menghadapainya, Pemerintah Kabupaten Indramayu melakukan pencanangan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang pencanangannya dilakukan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah di SDN Unggulan, Senin (31/10).

 

Penyakit yang kerap datang pada musim penghujan ini adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang penularannya disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Sifat nyamuk ini hidupnya berkembang biak dengan metamorphose lengkap dari bertelur, jentik dan larva yang berada di tempat penampungan air bersih. Nyamuk dewasa berada di dalam rumah, dan bertahan hidup selama tiga minggu, dan mampu terbang mencapai 100 meter dan aktif menghisap darah pada pagi dan sore hari.

 

Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah pada kesempatan itu menyampaikan, penderita penyakit demam berdarah dengue dan kematian akibat menderita DBD yang menimpa warga Indramayu masih terjadi setiap tahun. Kondisi selama lima tahun terakhir sampai dengan sekarang trend kasus penderita DBD menurun.

 

Insiden Rate di Kabupaten Indramayu pada lima tahun yang lalu tercatat 72/100.000 penduduk. Sampai dengan bulan Oktober 2011 tercatat penderita kasus DBD sebanyak 103 orang atau incident rate 6/100.000 penduduk. Demikian juga kematian yang diakibatkan penyakit DBD, pada lima tahun lalu CFR sebesar 5.2 persen, sekarang menurun sebesar 1 persen.

 

Pemerintah Kabupaten Indramayu, lanjut Anna, telah melakukan berbagai upaya melalui Dinas Kesehatan untuk penanggulangan kasus DBD yaitu dengan fogging atau pengasapan sarang nyamuk, dengan menyediakan 32 unit mesin fogging masing-masing kecamatan 1 unit, pemantauan jentik berkala oleh kader jumantik di desa/kelurahan endemis / sporadic DBD, dan pemantauan jentik berkala oleh petugas Puskesmas.

 

Sementara untuk Kecamatan Indramayu dan Karangampel, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu bekerjasama dengan Badan Litbang Kementrian Kesehatan melaksanakan kegiatan penelitian mengenai model bentuk intervensi upaya pencegahan DBD yang cocok di Kabupaten Indramayu.

 

"Berbagai upaya tersebut belum dapat mengatasi kejadian kasus dan kematian akibat DBD secara maksimal. Untuk itu perlu upaya lain, yaitu dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat dengan melaksanakan kegiatan pembersihan sarang nyamuk Aedes Aegypti dengan gerakan PSN-3M plus, Menguras dan Menutup tempat penampungan air bersih, Mengubur barang bekas, dan Menabur Abate atau ikan pemakan jentik nyamuk," harap bupati.

 

Kegiatan pencanangan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) ini juga dihadiri seluruh camat se Kabupaten Indramayu, para kepala Puskesmas, kepala UPTD Pendidikan, lurah/kuwu, dan kepala sekolah. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu