Langsung ke konten utama

Anna Sophanah Santuni Taufan

SINDANG 26/10/2011 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah memberikan santunan kepada Taufan (19) pemuda asal Blok Dampyang Desa Babadan Kecamatan Sindang yang tak berdaya akibat kecelakaan kerja beberapa bulan lalu, Rabu (26/10).

 

Kedatangan orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Indramayu ini disambut oleh kedua orang tua Taufan yang berharap kedatangan bupati ini bisa mengurangi penderitaan bagi anaknya yang sudah 3 bulan hanya bisa terbaring di tempat tidur. Sementara Taufan sendiri dengan berusaha menahan rasa sakit terus memberikan senyuman kepada Bupati Indramayu yang duduk di sampingnya.

 

Dengan menunjukan perasaan keibuan, Anna Sophanah mencoba memberikan motivasi kepada sulung dari empat bersaudara itu, untuk terus optimis dalam menghadapi kehidupan meskipun secara fisik mengalami kecacatan. Dengan penuh kasih sayang, Anna Sophanah mencoba ikut merasakan sakit seperti apa yang diderita oleh Taufan.

 

Pada kesempatan itu bupati memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar 5 juta, beras dan mie instant. Bantuan juga diberikan pihak Kecamatan Sindang sebesar 500 ribu rupiah.

 

Terkait kondisi fisiknya, Taufan setiap kamis harus dilakukan kontrol ke RSUD Indramayu dibawah pengawasan dokter spesialis bedah dengan jaminan dari Dinas Kesehatan.

 

"Kita melihat secara langsung kondisi fisik Taufan, mulai kamis besok dia harus diperiksa di RSUD dengan pengawasan dari dokter bedah. Nanti setelah lukanya kering baru kita rujuk ke Solo untuk mendapatkan tangan dan kaki palsu sambil diberikan motivasi hidup bagi dirinya." Kata Anna Sophanah.

 

Taufan mengalami cacat permanen dikarenakan pada Selasa sore 9 Agustus 2011 yang lalu, ketika dia sedang bekerja sebagai pekerja bangunan di wilayah Skober, Kecamatan Indramayu. Taufan yang sedang bekerja merapikan atap rumah tersengat listrik bertegangan sangat tinggi dari kabel PLN yang ada diatasnya, langsung jatuh ke tanah diiringi jerit histeris orang-orang disekitarnya. Sengatan listrik itu menghancurkan tangan kanan, seluruh bagian kaki kiri, dan sebagian tungkai kaki kanannya.

 

"Terima kasih bu Anna, saya tetap optimis dalam menghadapi hidup meskipun saya cacat, saya ingin punya tangan dan kaki palsu. Apalagi saya juga disupport oleh keluarga dan kekasih saya yang setia mendampingi saya." Kata Taufan.

 

Ikut mendampingi Bupati Indramayu berkunjung ke rumah Taufan Kepala Dinas Kesehatan, Ketua Tim Penggerak PKK, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Kabag Agama dan Kesra, Camat Sindang, dan Ketua Pemuda Pancasila Indramayu. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu