Langsung ke konten utama

Anna Sophanah Lepas Kloter 66

INDRAMAYU 25/10/2011 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah melepas secara resmi keberngkatan jemaah haji asal Indramayu yang tergabung dalam Kloter 66 di pelataran Wisma Haji pada Selasa pagi (25/10) pukul 09.00 WIB. Pelepsan haji ini diikuti pula oleh ribuan umat islam di Indramayu.

 

Ketua PPIH Kabupaten Indramayu Drs. H. Yayat Hidayat, M.Ag mengatakan, kloter 66 berjumlah sebanyak 443 orang ini akan melakukan Take Off (terbang) pada hari Rabu pukul 11.15 WIB, dengan nomor penerbangan SV 5311 dan tergabung dalam maktab Bahutma.

 

Jemaah haji asal Kabupaten Indramayu tiap masing-masing kloternya juga didampingi petugas sebanyak 6 orang yang terdiri dari tim pemandu haji Indonesia (TPHI) sebanyak 1 orang, tim pemandu ibadah haji Indonesia (TPIJI) 1 orang, tim kesehatan haji Indonesia (TKHI) 1 orang, paramedic/perawat 2 orang, dan TPHD provinsi 1 orang.

 

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, para jemaah haji bisa mengikuti semua rangkaian ibadah haji dengan benar, menjaga fisik dan kesehatan, menjaga nama baik daerah dan negara, serta dapat kembali pulang dengan selamat dan mendapatkan prediakat haji mabrur. Jemaah haji juga diharapkan bisa mendoakan agar suasana Kabupaten Indramayu tetap berjalan kondosif, dan visi Indramayu Remaja dapat berjalan sesuai harapan masyarakat.

 

Pelepasan kloter 66 ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD Indramayu Abdul Rozak Muslim, Dandim 0616 Letkol ARH Hari Arief Wibowo, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, serta ketua MUI Kabupaten Indramayu dan disaksikan pula oleh para pengantar. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka...

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar           Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya   leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.           Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.           Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hit...

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu...