Langsung ke konten utama

Super Motivasi Pemerintah, Memotivasi Keluarga Iskandar Syah

INDRAMAYU 23/9/2011 (www.humasindramayu.com) - Kerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu  dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diberi nama Super Motivasi alias SUMO benar-benar terasa hasilnya. Jika dulu alumni SMA dari Indramayu hanya dapat dihitung dengan jari yang bisa masuk ITB, kini telah puluhan putra-putri dari kota mangga yang mampu menembus ke perguruan favorit  ini.


Salah seorang yang benar-benar merasakan manfaat dari program Super Motivasi ini adalah Iskandar Syah. Guru honor yang mengajar di beberapa sekolah ini tiga orang putranya mampu menembus ITB melalui program tersebut.


Ketiga putranya itu adalah Zulham Affandi. Selepas dari ITB kini Zulham menjadi asisten staf ahli di Kementerian Lingkungan Hidup. Yang kedua Romdhon Rifnew (Semester ke VII jurusan teknik mesin ITB). Dan yang ketiga Yunan Hilmi (Semester I teknik mesin ITB).


Tentu ada beberapa persyaratan untuk bisa masuk Super Motivasi. Selain latar belakang keluarga juga yang utama adalah prestasi siswa. Mereka yang masuk Super Motivasi kemudian mengikti learning camp (LC) selama satu bulan. Biaya untuk setiap peserta LC selama satu bulan kabarnya kurang lebih Rp 14 juta.  Selanjutnya bila telah diterima di perguruan tinggi Dinas pendidikan memberi bea siswa sebesar Rp 7.500.000 pertahun.


Iskandar tentu saja merasa terbantu dengan program Super Motivasi. "Sebab sulit dibilang secara realita. Karena kalau dianalisa secara matematika honor yang saya terima itu tidak bisa untuk hidup," ujarnya dengan nada sedih.


Karena itu berkali-kali Iskandar melalui Bagian Humas dan Protokol mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan  dan Bupati Indramayu atas program motivasi ini. "Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Bupati Indramayu yang telah membuat program Super Motivasi. Program ini betul-betul membantu saya khususnya dan masyarakat Indramayu pada umumnya. Saya berharap program ini terus dilanjutkan," ujarnya.


Disiplin Waktu

Untuk dapat putra-putrinya sukses tentu saja Iskandar yang tinggal di jalan Babar Layar Nomor 16 Sindang ini, tak semata-mata mengandalkan pemerintah. Akan tetapi ia menerapkan kedisiplinan dalam mendidik putra-putrinya di rumah.


Soal melihat televisi misalnya, Iskandar membuat jadwal tersendiri. "Sebelum dan sesudah maghrib waktunya belajar. Televisi baru kami nyalakan kalau sudah pukul 9 malam," ujarnya.


Bimbingan mengaji dan kitab kuningpun langsung ditanganinya sendiri. Sementara dalam soal pengetahuan umum isterinyalah yang memberikan bimbingan.


Untuk menerapkan budi pekerti luhur Iskandar membiasakan bebasan (bahasa krama) saat berkomunikasi dengan putra-putrinya. Dengan cara seperti ini menurutnya ia berusaha melestarikan budaya daerah sekaligus menerapkan akhlaqul karimah.


Kerja Keras

Selain menerapkan kedisiplinan, Iskandar juga bekerja keras  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluargaanya. Betapa tidak, sebagai guru honorer ia harus membiayai 5 orang putra-putrinya yang kuliah dan satu orang anaknya yang masih duduk di SMA.


Karenanya   ia  mengajar di beberapa tempat antara lain di Madrasah Aliyah Al-Hidayah Llemahabang, SMP dan SMA Muhammadiyah Indramayu, SMK Suaka Panyindangan, DTA Asy-Syamsiyah Sindang, SMA PGRI dan lain-lain. Falsafah Jawa yang ia pegang adalah yen ora wekel, ora kandel (kalau tidak rajin,  maka tidak dapat rejeki banyak).


Ia juga menggunakan skala prioritas dalam menyiasati pengeluaran ekonominya. "Mana yang lebih urgen, itu yang kami dahulukan,"ujarnya.


Kiat terakhirnya adalah menabung serta dalam menggunakan barang konsumtif  lebih menekankan nilai guna dari pada mode. "Untuk sepeda motor misalnya, yang penting 'salju': asal maju," ujarnya sambil tertawa. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu