Langsung ke konten utama

Kembali 265 Pejabat Pemkab Indramayu Dimutasi

INDRAMAYU 26/9/2011 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah kembali melakukan mutasi terhadap para pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu. Senin (26/9) sebanyak 265 pejabat dialihtugaskan yang berlangsung di Pendopo Indramayu.

 

Untuk eselon II pejabat yang dimutasikan sebanyak 19 orang, diantaranya yakni Ir Heri Hilman yang sebelumnya Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan kini Kepala Dinas Cipta Karya. Drs. Susanto BAE sebelumnya Kepala Dinas Cipta Karya kini sebagai Kepala Disporabudpar. H Warjo semula Kepala Disporabudpar kini Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan. Ir Firman Muntako semula Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi kini menjadi Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Sementara Omarsyah S Sos MM yang semula Kepala Bidang Pemeliharaan pada Dinas Bina Marga kini sebagai Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi.

 

Sedangkan untuk eselon III juga banyak mengalami perubahan seperti Ir Aep Surahman semula Kepala Kantor Lingkungan Hidup kini Sekretaris pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi. Drs Zakaria Joko Hartawan semula Inspektur Pembantu Wilayah IV kini menjadi Kepala Kantor Lingkungan Hidup.Drs Akhmad Juniadi semula Sekretaris pada Dishubkominfo kini menjadi Sekretaris pada Dinsosnakertrans, sementara sekertaris Dishubkominfo ditempati Drs EC Mohammad Ribandi Ak MSi yang semula Sekretaris Bappeda. Posisi Camat juga mengalami perubahan, diantaranya Sutrisno SIP semula Camat Juntinyuat kini menjadi Camat Bongas. Ir Akhmad Budiharto MM semula Camat Kandanghaur kini menjadi Sekretaris pada Bappeda.

 

Sementara untuk eselon IV sebanyak 167 orang yang terkena mutasi diantaranya Drs H Sudarsono MSi semula kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Lelea kini menjadi Kasi Akuisisi dan Pengolahan pada Kantor Arsip dan Perpustakaan. Hj Ela Nurlaela Sari SE MSI semula Kasubbag Keuangan pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika kini menjabat Kasubbid Kependudukan Kesehatan Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja pada Bappeda. Supriyanto SPd semula Kasi Tenaga Teknis Bidang Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan kini sebagai Kasubbag Bina Informasi pada Bagian Humas dan Protokol Setda. Sementara dr Lisfayeni semula kepala UPTD Puskesmas Balongan kini menjadi Kasi Kesehatan Ibu dan Bayi pada Dinas Kesehatan.

 

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah mengatakan, kegiatan mutasi pejabat merupakan bagian dari kehidupan organisasi dalam rangka pemantapan dan peningkatan kapasitas kelembagaan serta pembinaan karier pegawai. Sebagai bagian dari upaya penyegaran dan peningkatan kinerja, mutasi ini hendaklah dimaknai terutama dari sudut kepentingan organisasi, bukan semata-mata untuk kepentingan pegawai yang bersangkutan. Parameter utama yang digunakan dalam menentukan jabatan bagi setiap pegawai, dilakukan melalui pertimbangan kapasitas, kompetensi, integritas, loyalitas, moralitas, pangkat, serta nilai pengabdian dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab kepada negara. Dalam konteks ini, mutasi pejabat harus dimaknai sebagai suatu penugasan, dan secara lebih bijak merupakan suatu amanah.

 

"Perlu diketahui, bahwa penunjukkan saudara-saudara dalam menduduki jabatan ini, bukan karena didasarkan selera atau kedekatan saudara dengan pimpinan, tetapi justru didasarkan pada kemampuan dan prestasi yang saudara capai selama menjalankan tugas kedinasan, serta ditunjang oleh sikap, dedikasi, loyalitas, serta komitmen, dan tanggung jawab yang saudara tunjukkan selama menjalankan tugas" kata bupati. (deni/www.humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka...

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar           Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya   leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.           Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.           Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hit...

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu...