Langsung ke konten utama

Bupati Lantik K3S

 

INDRAMAYU 09/09/2011 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah Jum'at (9/9) melantik ketua dan pengurus Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kabupaten Indramayu Masa Bhakti 2011 – 2015.

 

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan,  saat ini terjadi pergeseran nilai dan perubahan yang mengakibatkan semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius dari pemerintah dan masyarakat.

Organisasi K3S Kabupaten Indramayu sebagai koordinator dari organisasi-organisasi sosial lainnya, mampu  mengkoordinir kegiatan sosial, dalam pelaksanannya K3S dalam bekerja harus dilandasi perjuangan berdasarkan keikhlasan yang berorientasi kepada kemanusiaan; Rasa kebersamaan yang telah dimiliki melalui budaya gotong royong; Cinta kepada sesama dilandasi rasa kasih sayang; Mempunyai program yang sejalan dengan program pemerintah daerah; dan menjadi mitra kerja pemerintah daerah dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial.

 

Sesuai dengan Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, K3S memiliki tugas fungsi dalam mengkoordinasikan, membina organisasi dan lembaga sosial, mengembangkan pelayanan sosial, menyelenggarakan forum komunikasi dan konsultasi/ penyelenggaraan kesejahteraan sosial, serta melakukan advokasi sosial terhadap lembaga/ organisasi sosial. Tupoksi ini harus dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh para pengurus K3S agar dapat mencapai tujuan sesuai harapan semua pihak.

 

Sementara itu ketua K3S Kabupaten Indramayu Hj. Nani Indrayani Supendi mengatakan, selama ini K3S telah melakukan beberpa kegiatan yaitu, pembinaan kepada kelompok usaha bersama (KUBE) yang mendapatkan bantuan modal usaha dari BK3S Propinsi Jawa Barat, Dinsosnakertrans, dan Yayasan Gempur Gakin. Sosialisasi trafiking di 38 SMU, mmberikan paket sosial berupa 900 sembako, menyelenggarakan musda, dan akan melaksanakan benah rumah bagi warga miskin.

 

Sementara itu untuk susunan pengurus K3S periode 2011-2015 yaitu Hj. Nani Indrayani Supendi (ketua umum), Drs. H.A. Mujahid DN, S.Pd.,M.Si (ketua I), Hj. Titi Supartini, SP (ketua II), Hj. D. Poerwati (ketua harian), Erpin Marpinda (sekretaris umum), Solihin Nawawi (sekretaris I), Drs. Wagiyana (sekretaris II), Hj. Nurlaela Mulyadi (bendahara), dan Hj. Ekawati Saidin (wakil bendahara).

 

Sementara untuk bidang-bidang terdiri dari Bidang Pemulihan Sosial diketuai Drs. Edi Kusdiana, MM. Dan anggota terdiri dari Abdul Kalim, A.Ks, Hj. Faujiyah Heryanto, Hj Sri Lestari. Bidang Koordinasi Pengembangan dan Pemberdayaan Sosial, Drs. H. Didi Junaedi, M.Si (ketua), Nurhasan Bachtiar, BA. Hj. Nining Rahwati, Amani Luthfi, S.Ag (anggota). Dan Bidang Bantuan Perlindungan dan Jaminan Sosial, Hj. Atu Ikaputri, SH. (ketua), Dadang Cahyadi, SH. Sri Sukmawati, B.Sw. dan Suratman, SE (anggota). (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu