Langsung ke konten utama

Wabup Salurkan Bantuan 222,9 Juta


CIKEDUNG 11/8/2011 (www.humasindramayu.com) – Pemkab Indramayu berkomitmen untuk terus mewujudkan nuansa religius ditengah masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya berbagai bantuan kepada penyelenggara tempat ibadah dan juga pendidikan di Kecamatan Cikedung dan Terisi. Penyerahan bantuan diberikan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si dalam kegiatan Safari Ramadhan yang berlangsung di Masjid Nurul Huda Desa Amis Kecamatan Cikedung, Rabu (10/8) kemarin.

 

Bantuan yang diberikan jumlahnya mencapai 222.900.000,- yang diperuntukan bagi 13 lembaga dengan jumlah yang bervariasi. Bantuan tersebut diberikan kepada Kecamatan Cikedung masing-masing untuk Musholla Al Hikmah Desa Jambak sebesar 8,7 juta, Musholla Al Hidayah Desa Cikedung sebesar 17,4 juta, Musholla Nurul Hidayah Desa Loyang sebesar 21,7 juta.

 

Untuk Kecamatan Cikedung, bantuan juga diberikan kepada DKM Al Ikhlas Desa Cikedung Lor sebesar 21,7 juta, Masjid Nurul Huda Desa Mundakjaya sebesar 17,4 juta, Musholla Nurul Iman Desa Jatisura sebesar 4,7 juta, Masjid Nurul Huda Desa Amis sebesar 5 juta. Bantuan juga diberikan kepada Pondok Pesantren Al Mubarok Desa Cikedung sebesar 26,1 juta, MDA Hidayatul Mubtadi'in Desa Loyang sebesar 21,7 juta, dan MDA Tarbiyatul Athfal Desa Cikedung Lor sebesar 8,7 juta.

 

Sementara itu untuk Kecamatan Terisi, bantuan dierikan kepada Masjid Al Mughni Desa Kendayakan sebesar 17,4 juta, DTA Nurul Iman Blok Kombo Desa Jatimulya sebesar 26,1 juta, dan DTA Terogong Desa Jatimunggul sebesar 26,1 juta.

 

Pada kesempatan itu Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si mengatakan,  bantuan yang diberikan ini diharapkan akan lebih meningkatakan keimanan kaum muslimin terhadap Allah SWT. (deni/humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka...

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar           Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya   leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.           Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.           Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hit...

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu...