Langsung ke konten utama

Pemkab Indramayu Bantah Punya Utang


INDRAMAYU 6/8/2011 (www.humasindramayu.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu membantah pernyataan Lembaga swadaya Masyarakat Forum Indonesia untuk Transparan Anggaran (LSM Fitra) yang merilis daftar utang pemerintah kabupaten (pemkab) dan uang fee dari perbankan maupun pengusaha untuk membiayai Rancangan (RAPBD). Pasalnya, saat ini pemkab Indramayu sudah tidak mempunyai utang kepada pihak ketiga, apalagi sampai menerima fee dengan modus utang dilakukan dengan cara sengaja mendefisitkan RAPBD.


Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, Msi didampingi kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)  Drs. H. Rinto Waluyo, Msi menuturkan, pihanya sangat menyesalkan data yang dirilis Sekertariat  Nasional (Seknas) Fitra yang menerangkan Kabupaten Indramayu memiliki utang terbanyak dibandingkan dengan kabupaten lainnya di wilayah III Cirebon. Pemkab pada tahun 2008 memiliki utang sebanyak Rp 957 juta guna menanggulangi angka defisit RAPBD saat itu. Padahal, kata Drs. H. Supendi, Msi, pada tahun 2008 semasa kepemimpinan mantan Bupati Dr. H. Irianto MS Syafiuddin itu tidak pernah mengalami defisit. Sedangkan untuk tahun 2009, pemkab memang benar mengalami defisit, karena antara pendapatan dan belanja itu masih kurang, sehingga mengutang terlebih dahulu.


Menurut Peraturan pemerintah (PP) No 54 tahun 2005 itu memperbolehkan pemkab / kota untuk mengutang terlebih dahulu dengan catatan tidak boleh melebihi 3,5 % PAD. Namun jelas pada tahun 2009 hingga 2010, Pemkab Indramayu sudah tidak mempunyai utang kepada pihak ketiga, malah mengalami surplus. Oleh karenanya, salah besar kalau ada yang mengatakan Pemkab Indramayu mengutang ke perbankan maupun pengusaha dengan cara mendefisitkan RAPBD supaya mendapatkan fee dari utang tersebut. "Yang jelas kami tidak punya utang, apalagi mendapatkan fee dari utang perbankan," tegas mantan Sekda Indramayu ini.


Lebih lanjut Supendi menegaskan, data dari Seknes Fitra yang menyatakan Kabupaten Indramayu mempunyai utang terbesar sewilayah III Cirebon itu tidak benar dan mengada-ada, serta sengaja ada indikasi ingin menjatuhkan citra Indramayu. Karena dari fakta yang ada, kata dia, semua data yang disampaikan itu tidak benar dan mengandung unsur fitnah dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baik mantan Bupati Dr. H. Irianto MS. Syafiuddin semasa memimpin, terang Supendi saat ini Pemkab Indramayu tidak pernah punya utang, malah anggaran mengalami surplus. (deni/humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu