Langsung ke konten utama

Indramayu Siap Sambut Pemudik

 

INDRAMAYU 22/8/2011 (www.humasindramayu.com) – Kabupaten Indramayu siap sambut para pemudik yang akan melintas di wilayah Kabupaten Indramayu. Ribuan personil dikerahkan untuk atur lalu lintas di wilayah yang memiliki panjang pantai 114 kilometer ini. Hal itu terungkap dalam Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lodaya 2011 yang berlangsung di Alun-alun Indramayu, Senin (22/8).

 

Kepolisian Resort Indramayu menurunkan 2/3 dari pasukannya atau sekitar 801 personil yang ditambah dengan unsure lain seperti Den POM, TNI, Satpol PP, Dishubkominfo, Damkar, Kesehatan, Orari/Rapi, Pramuka, dan PMI. Semua personil itu akan dtempatkan di beberapa pos PAM dan Pos Gatur di sepanjang jalur pantura maupun jalur alternative.

 

Kapolres Indramayu AKBP. Rudi Setiawan menuturkan untuk beberapa titik rawan, pihaknya telah menempatkan sniper (penembak jitu) untuk melumpuhkan potensi kesjahatan yang mungkin muncul. Sementara untuk pekerjaan rehab jalan di jalur pantura sendiri secara umum telah rampung dan bisa digunakan pada mudik ini.

 

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophana mengatakan, untuk wilayah Indramayu siap untuk menyambut kedatangan para pemudik yang akan tiba dan singgah di Indramayu. Yang harus diperhatikan adalah akan ada kenaikan jumlah sepeda motor dibandingkan tahun lalu mencapai 20 persen.

 

Beberapa lokasi yang rawan macet, tambah Anna, yaitu pasar Sukra, Pasar Patrol, Pasar Eretan Wetan, Pasar Kandanghaur, Simpang Tiga Karang Sinom, Simpang Tiga Jangga, Pasar Bangkir, dan Pasar Kertasmaya. Ditempat tersebut juga sering terjadi pasar tumpah.

 

Sementara itu, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu dalam Operasi Ketupat Lodaya 2011 ini menurunkan 122 orang personil yang bertugas di Pos Penghitungan Arus Lalin sebanyak 8 orang, Persimpangan 100 orang, dan Mobile 14 orang. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu