Langsung ke konten utama

Suryaman Terpilih Sebagai Ketua PWRI Secara Aklamasi

INDRAMAYU 15/6/2011 (www.humasindramayu.com) – Drs. H. Suryaman, SP
mantan pensiunan PNS di lingkungan Pemkab Indramayu terpilih secara
aklamasi menjadi ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI)
Kabupaten Indramayu periode 2011-2016 menggantikan ketua sebelumnya
Achyar Natadipura dalam suati Muscab PWRI yang berlangsung di
sekretariat PWRI, Rabu (15/6).

Muscab yang diikuti oleh para lansia ini adalah sebagai upaya untuk
mengevaluasi tugas-tugas pengurus selama periode sebelumnya. Selain
itu, Muscab juga untuk memilih pengurus baru dan membuat program kerja
2011-2016 mendatang.

Ketua Pengda PWRI Jawa Barat Drs. H. Karna Suwanda mengatakan, segala
kekurangan yang muncul dari pengurus sebelumnya diharapkan bisa
dilaksanakan pada kepengurusan yang baru.

Menurut Karna, H. Suryaman merupakan sosok ketua yang bisa memajukan
dan mengembangkan organisasi PWRI. Karena saat ini organisasi tersebut
masih bergantung pada Pembina (bupati/walikota) maka sosok ketua PWRI
haruslah mau dan sedia secara ikhlas untuk mengemban tugas PWRI tanpa
pamrih. Kemudian mampu menjalankan roda organisasi dengan memanfaatkan
potensi yang ada dalam tubuh PWRI. Dan yang juga tidak kalah
pentingnya adalah mempunyai akses yang kuat dan luas baik dengan
instansi terkait maupun dengan organisasi kemasyarakatan lainnya,
terutama dengan Pembina dan jajarannya.

PWRI sebagai organisasi, sesuai dengan cita-cita pendiriannya bersifat
independen, netral dan nirlaba. Yang berarti tidak bernaung dan
berafiliasi dibawah sesuatu organisasi/partai politik manapun tanpa
mengurangi hak dari kebebasan masing-masing pribadi para anggotanya
untuk berkiprah dalam organisasi manapun tanpa kecuali.

Kemudian, PWRI juga harus tetap berkomitmen untuk memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan para pensiunan, dan mendukung serta berperan
serta dalam mensukseskan program-program pemerintah baik
kabupaten/kota, provinsi, dan pusat.

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophana dalam sambutannya
mengatakan, dengan Muscab dan pemimpin baru ini diharapkan organisasi
PWRI bisa semakin maju dan mensejahterakan anggotanya. Meskipun dihuni
oleh para pensiunan yang telah purna tugas, namun anggota PWRI tidak
boleh purna bhakti. (deni/humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu