Langsung ke konten utama

Car Free Day disambut Antusias Masyarakat

 

INDRAMAYU 1/5/2011 (www.humasindramayu.com) – Kegiatan Car Free Day yang dilakukan pertama kali di Kabupaten Indramayu mendapatkan sambutan yang luar biasa dari berbagai masyarakat. Ribuan orang mengikuti kegiatan sepeda dan jalan santai yang mengambil start dari dalam pendopo dan finish dilokasi kampanye car free day di jalan D.I. Panjaitan Indramayu, Minggu (1/5).

 

Pada kesempatan itu, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, meskipun Indramayu merupakan kota kecil namun kegiatan car free day akan dijadikan agenda rutin pada minggu pertama setiap bulannya mulai jam 06.00 – 08.00 yaitu di jalan D.I. Panjaitan. Jalan ini akan digunakan oleh warga masyarakat Indramayu untuk melakukan berbagai aktifitas tanpa menggunakan kendaraan bermotor. Di samping sebagai program pemerintah, kegiatan ini juga sudah menjadi kebutuhan warga masyarakat Indramayu untuk menciptakan pola hidup sehat.

 

"Kegiatan car free day ini sebagai salah satu kegiatan positif untuk mengurangi polusi udara. Selain itu merupakan kampanye udara bersih dan ajang silaturahim sesama warga masyarakat Indramayu." kata bupati.

 

Selain kegiatan car free day, pemerintah Kabupaten Indramayu kembali mensosialisasikan kampanye lingkungan hidup dan sosialisasi anti rokok yang bertujuan untuk mewujudkan kesadaran dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Kegiatan ini secara filosofis menginternalisasikan kembali sikap kepedulian terhadap lingkungan ke dalam nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat.

 

Kegiatan diawali dengan sepeda dan jalan santai, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah bersama dengan suami DR. H. Irianto MS. Syafiuddin, wakil bupati Drs. H. Supendi, Kaplores AKBP. Rudi Setiawan, Dandim Letkol ARH Hindro Martono, ketua DPRD Abdul Rozak Muslim, Sekretaris Daerah Drs Cecep Nana Suryana bersama dengan masyarakat lainnya menyusuri jalan Siliwangi, Yos Sudarso, Jend Sudirman, dan finish di jalan D.I. Panjaitan.

 

Sesampainya dilokasi, peserta dan masyarakat mengikuti olah raga senam bersama dan dihibur dengan penampilan Modern Dance yang disuguhkan oleh para Polwan Indramayu, tari topeng, serta penampilan group band anggota polisi Polres Indramayu serta pemberian beberapa door prize.

 

Sementara itu, pelaksanaan car free day yang membebaskan jalan D.I. Panjaitan dari kendaraan bermotor direspon baik oleh masyarakat Indramayu. Hal ini dikarenakan masyarakat dengan bebas bisa menggunakan jalanan tanpa harus terganggu oleh kendaraan bermotor.

 

"Car free day di laksanakan di Indramayu saya sangat mendukungnya, ini sangat enak digunakan untuk olah raga apalagi ada hiburannya. Kedepan kalau bisa pihak swasta juga harus ikut serta memberikan dukungan untuk kegiatan ini. Kegiatan yang pertama dilakukan ini masih banyak pihak swasta yang berpangku tangan saja. Di sekitar sini banyak bank-bank swasta namun mereka belum memberikan kontribusinya untuk kegiatan ini. Diharapkan untuk bulan depan pihak swasta mau berkontribusi dan menyumbang untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan bukan saja mencari keuntungan semata dari kami sebagai masyarakat Indramayu." kata Heri Wibowo dengan tegas. (deni)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu