Langsung ke konten utama

Wakil Bupati Tinjau UN di 5 Sekolah

INDRAMAYU 18/4/2011 (www.humasindramayu.com) - Pelaksanaan Ujian
Nasional (UN) yang mulai berlangsung Senin (18/4) bagi siswa SMA dan
sederajat mendapatkan perhatian serius dari Wakil Bupati Indramayu
Drs. H. Supendi, M.Si. Semenjak pagi hari wakil bupati meninjau
pelaksanaan UN di lima sekolah yang ada di Kabupaten Indramayu.

Peninjauan diawali di sekolah kota yakni SMAN 1 Sindang dan diterima
langsung oleh Kepala Sekolah Dra. Hj. Sulastri. Disekolah tersebut,
wakil bupati menanyakan pelaksanaan UN disekolah favorit itu dan
menanyakan kesiapan para pengawas serta panitia dan para siswa-siswi
dalam menghadapi UN. Sebanyak 290 siswa di SMAN 1 Sindang semuanya
mengikuti UN.

Setelah meninjau sekolah kota, wabup kemudian meninjau SMAN 1
Jatibarang, disekolah itu wabup juga di sambut oleh kepala sekolah
Drs. Somana, di tempat itu wabup meninjau pelaksanaan UN dengan
mendatangi beberapa kelas dan hanya melihat dari luar saja. Di sekolah
ini wabup mendapatkan laporan masalah terutama dalam pelajaran Bahasa
Inggris untuk listening karena hanya tersedia satu kaset.

Pada kesempatan itu, wabup juga meninjau beberapa sekolah swasta salah
satunya SMA NU Widasari yang terletak ditengah-tengah pemukiman
penduduk. Peninjauan dilanjutkan ke wilayah Indramayu Barat dengan
meninjau SMAN 1 Losarang dan SMAN 1 Anjatan.

Secara umum, berdasarkan pemantauan wabup, pelaksanaan UN di Indramayu
berjalan dengan lancer. Sebanyak 13.879 siswa mengerjakan soal sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. (deni)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu