Langsung ke konten utama

Sekda Resmikan Gedung B Hotel Wiwi Perkasa 2

 

INDRAMAYU 29/4/2011 (www.humasindramayu.com) - Sektor pariwisata di Kabupaten Indramayu terus menggeliat, hal ini ditandai dengan bermunculannya pihak swasta dalam mengelola sarana pariwisata. Salah satunya adalah perhotelan yang menjadi sarana penunjang pariwisata. Hotel Wiwi Perkasa 2 kini kini siap memberikan pelayanan kepada para pengujung terutama mereka yang datang ke Indramayu dengan menambah sarana penunjang lainnya.

 

Kamis (27/4) Hotel Wiwi Perkasa 2 telah menamabah sarana penunjang lainnya yaitu berupa gedung B, yang didalamnya terdapat sarana restaurant, room theatre family, boutiq, salon dan spa, serta karaoke room. Fasilitas ini secara resmi pengoprasiannya ditandai dalam suatu peresmian yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah Drs. Cecep Nana Suryana T, M.Si.

 

Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Drs. Cecep Nana Suryana T, M.Si mengatakan, Hotel Wiwi Perkasa telah mampu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya sehingga diperlukan tambahan bangunan dan fasilitas lainnya.

 

Perkembangan perekonomian di Indramayu saat ini sudah mulai menggeliat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan nilai investasi yang signifikan. Bahkan dalam beberapa tahun ke depan, Indramayu akan bermitra dengan perusahaan – perusahaan besar baik nasional maupun asing. Hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi pemerintah daerah dan masyarakat Indramayu untuk menciptakan situasi yang kondusif dan meningkatkan pelayanan prima di semua sector.

 

Dalam misi Sapta Karya Mulih Harja, telah ditetapkan misi yang keempat yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat, dimana dalam program pembangunannya mencakup upaya untuk : (a) membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana perekonomian (b) menciptakan iklim yang kondusif untuk tumbuh ddan berkembangnya arus investasi (c) meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana objek wisata (d) meningkatkan akses permodalan bagi usaha kecil dan menengah (e) membangun hubungan kemitraan antar pelaku ekonomi dalam daerah dan antar daerah (f) mengembangkan sentra dank luster pertumbuhan ekonomi berdasarkan potensi sumberdaya alam dan potensi local.

 

Program-program pembangunan tersebut, lanjut Sekda, disusun untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, dimana di dalamnya terbuka peluang kemitraan yang luas bagi para investor dan pengusaha lokal untuk bersama-sama pemerintah daerah dan masyarakat membangun Indramayu.

 

Bintang 2

Pada tahun 2011 ini Hotel Wiwi Perkasa 2 siap memanjakan pengunjungnya dengan berbagai fasilitas yang sudah tersedia. Hal yang membanggakan adalah ditetapkannya Hotel Wiwi Perkasa 2 menjadi hotel Bintang 2 hal ini berdasarkan keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.3/HK-001/MKP.02. Dengan adanya peningkatan status Bintang 2 ini, Hotel Wiwi Perkasa siap melayani dan memanjakan pengunjungnya sesuai dengan aturan hotel Bintang 2.(deni)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu