Langsung ke konten utama

Hindari Kekeringan, Jadwal Tanam Harus diatur

Hindari Kekeringan, Jadwal Tanam Harus diatur

 

INDRAMAYU 06/04/2011 (www.humasindramayu.com) Anomali cuaca yang terjadi di Indonesia menjadikan sektor pertanian merupakan bagian yang terkena langsung dengan dampak tersebut. Sehingga mengakibatkan pertanian sering kali mengalami gagal panen. Untuk itu pada musim tanam Gadu 2011 ini, para petani diminta untuk mengatur jadwal tanam agar bisa mengatur pola pengairannya. Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si ketika membuka Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Dalam Rangka Masa Tanam 2011 yang berlangsung di Aula Kopsuka, Rabu (6/4).

 

Wakil Bupati Indramayu Supendi menjelaskan, sektor pertanian di Indramayu masih mengalami sejumlah kendala diantaranya yakni masalah irigasi yang sampai saat ini masih diatur oleh pemerintah pusat. Kemudian penggunaan teknologi pertanian yang masih terbatas serta kendala lainnya.

 

Pengaruh perubahan iklim telah mengakibatkan produksi pertanian mengalami penurunan. Untuk mengantisipasinya, pemerintah mencanangkan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan kenaikan sebesar 7% pada tahun 2011 ini. Program ini dilaksanakan di sebelas provinsi termasuk provinsi Jawa Barat. Untuk mengantisipasi kegagalan dalam program ini, maka Kabupaten Indramayu mencanangkan kenaikan produksi sebesar 10%. "Kegiatan peningkatan produksi ini jangan sampai hanya keinginan kita yang ada di kabupaten saja, tetapi harus merupakan keinginan bersama seluruh petani dan masyarakat Indramayu. Oleh karena itu, harus   ada komitmen bersama untuk menyukseskan program ini." pinta wabup.

 

Upaya peningkatan produksi pertanian ini, tambah wabup, ditempuh melalui perluasan tanam/ panen dan peningkatan produktifitas per satuan areal, dan diikuti oleh semua komponen penunjang seperti irigasi, sarana produksi, dan pengawalan terhadap teknologi, serta pengendalian hama penyakit. "Dengan demikian, mudah-mudahan target produksi padi yang kita tetapkan dapat tercapai dengan berbagai upaya, mulai dari kegiatan koordinasi, penyediaan saprodi, pengamanan produksi, peningkatan indeks pertanaman, perluasan areal tanam , dan pengolahan air." katanya.

 

Supendi menambahkan, dalam rangka program P2BN, Kabupaten Indramayu mendapat kegiatan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi non hibrida seluas 15.000 hektar, padi lahan kering seluas 3.000 hektar, dan kedelai seluas 750 hektar. Disamping itu,  target produksi padi nasional tahun 2011 sebanyak 70,6 juta ton gkg (gabah kering giling). Untuk Jabar sebanyak 12,556 juta ton gkg, sedangkan Kabupaten Indramayu mempunyai target produksi 1.444.988 ton gkg dari luas tanam 223.625 hektar dengan tingkat produktifitas rata-rata 66,97 ku/ha.

 

Sementara itu, realisasi tanam sampai dengan tanggal 30 Maret 2011 untuk musim tanam 2010/2011/rendeng seluas 129.918 ha (105,50%), realisasi panen seluas 84,457 ha (65%), realisasi produksi baru mencapai 559.780,99 ton gkp dengan produktifitas 66,28 ku/ha. Sedangkan musim tanam 2011/gadu realisasi tanam seluas 12.311 ha (12,25%).

 

Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan surat pernyataan oleh PT. Pertani, PT. Pupuk Kujang, dan PT. Petro Kimia dimana ketiganya menyatakan siap untuk menyediakan bibit dan pupuk serta mengendalikan pendistribusiannya dalam program percepatan penguatan produksi dan produktivitas padi di Kabupaten Indramayu.

 

Dalam kegiatan itu, hadir Kepala BPTP Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. Nandang Sunandar, MM. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs. H. Munjaki, para kepala OPD, camat, dan sejumlah kepala UPTD Pertanian dan Peternakan se Kabupaten Indramayu. (deni)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu