Langsung ke konten utama

Askes Wujudkan Pelyanan Prima

 

INDRAMAYU 26/4/2011 (www.humasindramayu.com) -  PT. Askes (persero) di tahun 2011 ini bertekad untyuk meningkatkan pelayanan prima kepada para anggotanya yang sebagian besar adalah para pegawai negeri sipil (PNS). Hal itu terungkap dalan rapat forum kemitraan yang berlangsung di ruang rapat wakil bupati Indramayu beberapa waktu yang lalu.

 

Menurut kepala PT. Askes Cirebon Drs. J.B. Situmeang, AAAK menuturkan, forum kemitraan ini sebagai upaya sosialisasi Askes dalam komitmen untuk mewujudkan pelayanan prima kepada para nasabahnya. Saat ini masih ada stigma bahwa peserta Askes masih di nomor duakan dalam mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Kemudian juga para peserta Askes masih tetap dikenakan pungutan biaya ketika berobat di rumah sakit. Hal inilah yang menjadikan para pesrta Askes merasa belum memiliki kepepesrtaannya.

 

"Dalam forum ini pihak PT. Askes memiliki visi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bebas iur biaya (cost sharing). Oleh karena itu forum ini  diadakan dengan melibatkan pihak pemerintah daerah dan rumah sakit. PT Askes mengambil inisiatif untuk bersinergi dengan pihak rumah sakit dan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada peserta Askes" kata Situmeang.

Sementara itu kepala PT. Askes Kabupaten Indramayu dr. Gerry Adhikusuma mengatakan, PT Askes akan melaksanakan aturan Permenkes 416/II/2011 tentang tarif pelayanan kesehatan bagi peserta Askes dan anggota keluarganya.  Dalam menerapkan aturan Permenkes itu diharapkan pihak rumah sakit dan puskesmas serta dokter keluarga sebagai provider Askes memiliki komitmen yang sinergi bersama untuk meningkatkan pelayanan prima.

"Dengan adanya aturan Permenkes ini PT. Askes berharap bahwa pemerintah daerah sebagai regulator bersinergi atas tarif pelayanan berdasarkan ketentuan sehingga diharapkan peserta Askes dan anggota keluarganya tidak dikenakan urun biaya atas pelayanan kesehatan yang didapatkan di rumah sakit yang bekerja sama dengan PT Askes dan adanya peningkatan kapasitas puskesmas diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan secara komprehensif atas peserta asuransi PT. Askes secara prima" kata Gerry.

Kegiatan forum kemitraan ini dihadiri oleh wakil bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si, Sekretaris Korpri Drs. H. Munjaki, Sekretaris BKD, perwakilan DPPKAD, RSUD Indramayu, RSUD MA Sentot, dan RS Bhyangkara. (deni)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka...

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar           Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya   leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.           Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.           Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hit...

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu...