Langsung ke konten utama

WAKIL BUPATI SERAHKAN SPT TAHUNAN

Wakil Bupati Serahkan SPT Tahunan

INDRAMAYU 07/03/2011 – Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si
seusai apel pagi menyerahkan SPT Tahunan kepada Kepala Kantor Pajak
(KPP) Pratama dan memasukannya kedalam Box Drop dalam Pekan Panutan
Pajak 2011 yang berlangsung Senin (7/3) di Alun-alun Indramayu.

Berkas SPT Tahunan tersebut berisi daftar kekayaan, utang, keluarga
dan juga yang lainnya yang menerangkan jumlah pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak dalam satu tahun.

Pada kesematan itu Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si
mengatakan, dengan adanya penyerahan SPT Tahunan ini diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan dari pajak. Hal lain, diharapkan dengan adanya
penyerahan SPT Tahunan ini dapat diikuti oleh pejabat lain dan
masyarakat umum lainnya."Realisasi perolehan pajak bisa saja mengalami
peningkatan dan juga penurunan tergantung situasi dan kondisi sosial
masyarakat," katanya.

Sementara itu Kepala Kantor Pajak Pratama Indramayu Herman Saidi Adam,
SE mengungkapkan, penerimaan pajak dari Kabupaten Indramayu pada tahun
2010 yang lalu mencapai 617,12 miliar. Penerimaan ini terdiri dari
penerimaan pajak sebesar 489,21 miliar (91,89 %) dari rencana 532,41
miliar, penerimaan PPh Pasal 21 sebesar 125,36 miliar (97,33 %) dari
rencana 18,80 miliar, dan penerimaan PPh Badan sebesar 2,55 miliar
(63,97 %) dari rencana 3,94 miliar. Sementara pada tahun 2011 ini dari
ketiga penerimaan tersebut direncanakan mengalami peningkatan yang
mencapai 731,62 miliar.

Seusai Wakil Bupati menyerahkan SPT Tahunan tersebut, kemudian diikuti
oleh Sekretaris Daerah Cecep Nana Suryana, para Asisten, dan juga
kepala OPD lainnya. (deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu