Langsung ke konten utama

10 Perwira Polri Datangi Sekda Indramayu

10 Perwira Polri Datangi Sekda Indramayu

INDRAMAYU 08/03/2011 – Sebanyak 10 perwira Polri mendatangi Sekda
Indramayu untuk mengorek keterangan terkait dengan perkembangan di
Kabupaten Indramayu pada akhir pekan kemarin. Kedatangan mereka
diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Indramayu Drs. Cecep Nana
Suryana, M.Si diruang kerjanya.

Dihadapan sekda, kesepuluh perwira tersebut mengungkapkan
keinginantahuan terhadap perkembangan social politik dan juga keamanan
di Kabupaten Indramayu sebelum dan sesudah pelaksanaan Pilkada pada
tahun lalu.

Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Drs. Cecep Nana Suryana
mengungkapkan, keberhasilan pembangunan di Indramayu tidak terlepas
dari peran dan kerjasama antar forum komunikasi pimpinan daerah
(Muspida) bersama dengan masyarakat. Sementara itu kerjasama antara
pemerintah daerah dengan kepolisian di Kabupaten Indramayu telah
berjalan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan pilkada
yang berjalan dengan aman serta menjadi percontohan bagi
kabupaten/kota yang lain di Indonesia.

Kesepuluh perwira tersebut merupakan siswa Sespim Polri yang merupakan
calon-calon kapolres di Indonesia yaitu Yudi Hermawan (Bik Mabes),
Budi Suherman (Sespim), Rudy Mulyanto, SIK (Polda Sulteng), Agus F,
SIK (Polda Sumsel), Tri Sukastoto Prasetyo (Bareskrim), Rudi Haryanto
(Polda Kalsel), M. Syafrial, SH.SIK (Polda Sumbar), Hery Sutrisman
(Susjub Sespim), Sakeus Ginting, SIK (Polda Bali), dan Ciceu Cahyati,
SH. (Bareskrim). (deni)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu