Langsung ke konten utama

Pemkab Indramayu Segera Luncurkan ISRA

INDRAMAYU - Komitmen Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam pengentasan
kemiskinan terus bergulir. Setelah era Bupati Irianto MS Syafiuddin
sukses dengan program Rakyat Ketemu Bupati (RKB) dan Rakyat Ketemu
Camat (RKC), kini di kepemimpinan Hj. Anna Shopanah dalam waktu dekat
segera meluncurkan program Ibu Sayang Rakyat (ISRA). Hal itu terungkap
dalam Rapat Koordinasi seluruh kepala OPD dan camat yang berlangsung
di ruang Data I Sekretariat Daerah Indramayu, Senin (7/1).

Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Drs. Cecep Nana Suryana, M.Si
menjelaskan, program ini merupakan lanjutan dari program RKB dan RKC
yang akan digelar di desa yang telah di tentukan dan digelar setiap
hari kamis. Sementara itu untuk program RKC yang ada di tiap kecamatan
tetap dilaksanakan setiap hari Jum'at, sedangkan RKB yang digelar
setiap Jum'at di Pendopo ditiadakan.

Program ISRA akan mendekatakan Hj. Anna Shopanah sebagai Bupati
Indramayu dengan masyarakatnya. Selain itu, program ini akan
mempertemukan langsung Anna Shopanah dengan masyarakat yang
membutuhkan. Bahkan akan mendatangi langsung rumah yang ditempati oleh
keluarga miskin tersebut.

Kasubbag Kesos pada Bagian Agama dan Kesra Setda Indramayu Dra. Atin
Hanifah mengatakan, pada dasarnya kegiatan ini memindahkan dari
pendopo ke desa-desa supaya lebih dekat dengan masyarakatnya.
"Kegiatan ini akan dimulai pada 17 Februari mendatang, dan akan
bergiliran secara terus menerus selama satu tahun," katanya.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari berbagai OPD terutama yang
terkait dengan kesehatan, pendidikan, dan daya beli/perekonomian.
Kemudian dukungan juga datang dari Badan Amil Zakat (BAZ) serta
Yayasan Gempur Gakin yang siap menyalurkan bantuannya.
(deni/humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu