Langsung ke konten utama

Pemkab Indramayu Salurkan 3,8 Miliar Untuk Listrik Warga Miskin

Pemerintah Kabupaten Indramayu sejak tahun 2002 hingga 2010 telah membantu ribuan warga miskin dan tidak mampu untuk mendapatkan sambungan listrik dari PLN. Sebanyak 9.192 KK telah menikmati aliran listrik dengan anggaran yang telah digunakan mencapai 3.820.070.000,-


Berdasarkan data dari Bidang Pertambangan dan Energi pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi Kabupaten Indramayu, sejak 2002 hingga Desember 2010 tercatat  dari 31 kecamatan baru 187 desa yang mengusulkan padahal jumlah desa di Indramayu mencapai 315 desa. Dari jumlah tersebut sebanyak 42.912 KK diusulkan dan telah direalisasi sebanyak 9.192 KK. Sehingga sampai dengan akhir Desember 2010 masih tersisa 33.720 KK yang belum menikmati aliran listrik. Bahkan jumlah itu masih akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya usulan dari desa yang belum masuk.


Menurut Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi Kabupaten Indramayu, Ir. Firman Muntako melalui staf Bidang Pertambangan dan Energi Nanang L. Lodaya, mengatakan, untuk desa terbanyak yang sudah mendapatkan bantuan adalah Desa Kenanga dan Rambatan Wetan Kecamatan Sindang masing-masing sebanyak 250 KK. Sedangkan desa yang terbanyak mengusulkan adalah Desa Jatimulya Kecamatan Terisi sebanyak 914 KK dan Desa Lamarantarung Kecamatan Cantigi sebanyak 699 KK. Penyebab masyarakat belum menikmati aliran listrik adalah karena keterbatasan ekonomi para KK tersebut. Seluruh KK yang hingga kini belum memiliki sambungan listrik PLN adalah mereka yang masuk kategori pra KS dan KS I.

Untuk mengatasi masalah itu, Pemkab Indramayu  bersama dengan Pemprov Jawa Barat menggulirkan program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan. Program tersebut sepenuhnya dibiayai oleh APBD kabupaten dan provinsi. Sehingga masyarakat yang akan memasang aliran listrik PLN tidak dipungut biaya.


"Untuk anggaran yang berasal dari APBD Kabupaten Indramayu, program tersebut telah direalisasikan untuk 2.620 KK dalam kurun waktu 2002 hingga 2010. Sedangkan dana dari APBD Provinsi Jawa Barat memberikan sambungan listrik PLN bagi 6.572 K, sehingga total warga yang telah dibantu sebanyak 9.192 KK" terang Nanang.


Ditambahkannya, jika dirata-ratakan maka program itu telah berhasil memasang sambungan listrik kepada 1.149 KK miskin per tahunnya. Ia mengaku, jumlah warga miskin yang belum terlayani sambungan listrik PLN masih banyak. Namun, pihaknya hanya dapat mengatasi hal tersebut secara bertahap. Anggaran dari pemkab dan pemprov dalam program tersebut digunakan antara lain untuk pengadaan material instalasi rumah dan biaya pemasangannya. Selain itu, dana digunakan untuk biaya pemeriksaan instalasi rumah dan biaya penyambungan daya 450 volt ampere dan kwh meter.


Akhirnya, apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam sektor pertambangan dan energy akan sangat dapat membantu warga miskin yang membutuhkan terutama untuk memenuhi energy listrik sehingga untuk mewujudkan visi Indramayu Remaja (Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera) bias terwujud. (deni/humassindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu