Langsung ke konten utama

Anna - Supendi Sambut Kepulangan Jamaah Haji Kloter 69

Jamaah Haji Kabupaten Indramayu yang tergabung dalam Kelompok Terbang
(Kloter) 69, tiba dikampung halamannya, Rabu (15/12) sekitar pukul
13.30.

Kedatangan Jamaah Haji yang berjumlah 443 orang ini disambut langsung
oleh Bupati Hj Anna Sophanah dan Wakil Bupati Drs H Supendi MSi di
lapangan bola kompleks masjid Babussalam Desa Sumuradem Kecamatan
Sukra.

Ikut mendampingi para kepala OPD, Ketua TP PKK Kabupaten Hj Nani
Indriyani Supendi, Ketua MUI Kyai Jamali, PPIH, jajaran Kemenag,
Muspika Sukra, para Kuwu serta keluarga jamaah haji yang sudah
menunggu sejak pagi.

Dipilihnya Desa Sumuradem sebagai lokasi penyambutan, mengingat
sebagian besar jamaah haji yang pulang kali ini, berasal dari wilayah
Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar).

"Memperhatikan keiinginan jamaah haji yang mayoritas berasal dari
Inbar maka lokasi penyambutan kami tetapkan disini. Supaya lebih
mendekatkan jamaah dengan tempat tinggalnya dan ini sudah dilakukan
sejak tahun lalu," ungkap wakil Ketua PPIH Kabupaten Indramayu Drs H A
Mujahid DN SPd MSi disela penyambutan.

Dijelaskannya, kedatangan kloter 69 merupakan yang ketiga kalinya.
Sebelumnya kloter 52 dengan jumlah 418 jamaah haji dan kloter 61 (416
jamaah haji) sudah tiba lebih dulu dengan penyambutan di Pendopo dan
Islamic Center Indramayu.

Sedangkan untuk rombongan terakhir yakni kloter 83 dengan jumlah 401
jamaah haji akan tiba pada 19 Desember mendatang di Pendopo Indramayu.

Sementara itu, Bupati Hj Anna Sophanah mengtakan, pihaknya mengucapkan
rasa syukur atas kepulangan para jamaah haji yang tergabung dalam
Kloter 69 ini dengan keadaan selamat. Pihaknya berharap, apapun yang
menjadi kewajiban dan telah dilaksanakan dalam menunaikan ibadah haji
bisa diterima oleh Allah SWT.

Bahkan sepulangnya dari Tanah Suci Mekkah, jamaah haji diharapkan
mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada sang Khalik.
Selain itu jemaah haji yang kembali ditengah-tengah masyarakat, juga
dapat berperan menjadi tauladan masyarakat yang semakin baik guna
bersama-sama membangun Kabupaten Indramayu.

Terpisah, Kapolres Indramayu AKBP Rudi Setiawan melalui Kapolsek Sukra
AKP Djunaedi SH menyatakan, pihaknya menerjunkan 2 peleton petugas
untuk lancarnya acara penyambutan ini. Baik pengamanan barang bawaan
maupun arus lalu lintas karena lokasi acara berada di tepi jalan
pantura Sukra. (deni)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu