Langsung ke konten utama

Anna Sophanah Pimpin Peringatan Hari Ibu

Untuk mengharagai daya juang dan bakti dari kaum ibu serta untuk
memupuk sikap kesetiakawanan nasional Pemkab Indramayu Rabu (22/12)
memperingatinya dalam peringatan Hari Ibu ke 82 dan Hari
Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dalam suatu upacara bendera
bertempat di alun-alun yang diikuti oleh PNS, TNI, Polri, mahasiswa,
dan pelajar.

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah bertindak selaku pembina upacara
dalam amanatnya mengatakan, upaya pembentukan karakter bangsa melalui
pendidikan perlu dimulai sejak dini dari dalam keluarga, diteruskan ke
sekolah dan lingkungan masyarakat. Penghargaan dan toleransi terhadap
kemajemukan suku, umat beragama, RAS dan antar golongan, juga perlu
dikedepankan dan terus diperkuat. Di samping itu, upaya-upaya
penghapusan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan sebagai
bagian dari upaya mewujudkan peradaban bangsa, juga harus menjadi
agenda utama penegakan hak asasi perempuan.

Namun demikian tidak dapat dipungkiri, masih banyak tantangan yang
dihadapi dalam memberdayakan kaum perempuan dan upaya mewujudkan
kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Hal ini disebabkan antara
lain karena masih kentalnya budaya patriarki, masih adanya
diskriminasi gender dan tindak kekerasan terhadap perempuan yang
memperlambat terwujudnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.
Untuk itu, diperlukan suatu sikap kepedulian untuk saling mendukung
satu sama lain, yang salah satunya dapat diwujudkan dengan
mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial dalam masyarakat kita.

Bupati menambahkan, kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa
Indonesia pada dasarnya telah ada sejak jaman nenek moyang, jauh
sebelum berdiri sebagai suatu bangsa. Jiwa dan semangat tersebut
merupakan potensi spiritual, sekaligus sebagai perekat persatuan dan
kesatuan dari seluruh etnik yang ada. Oleh karena itu, kesetiakawanan
sosial merupakan harta yang tidak ternilai dan sangat bermakna bagi
bangsa Indonesia.

Peringatan hari kesetiakawanan sosial nasional yang dilaksanakan
setiap tanggal 20 Desember, menjadi momentum untuk memperkuat,
menumbuhkembangkan, merevitalisasi dan mendayagunakan nilai-nilai
kesetiakawanan sosial tersebut dalam rangka mengatasi berbagai masalah
sosial, sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

"Dengan dilandasi semangat dan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dari
seluruh elemen masyarakat, akan mampu mengatasi berbagai masalah
sosial yang ada. Untuk itu, melalui momentum peringatan hari Ibu ke-82
dan HKSN saat ini, mari kita perteguh komitmen dan tegaskan tekad
untuk memajukan kesetaraan gender dengan mengembangkan rasa
kesetiakawanan sosial untuk mewujudkan masyarakat Indramayu yang
religius, maju, mandiri, dan sejahtera." Pinta bupati.
(deni/humasindramayu.com)'

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu