Langsung ke konten utama

Andi Kusnanto (Pemuda Pelopor Bidang Teknologi Tepat Guna)

Ciptakan Pupuk Cair Organik dari Labu Kuning

 

Prihatin, itulah yang ia pikirkan dan rasakan ketika melihat kehidupan para petani disekelilingnya. Keprihatinan itu muncul karena sekarang kerusakan tanah dan juga tingginya harga pupuk kimia menjadi sesuatu yang akrab dengan petani.

 

Memanfaatkan pengalammanya selama 5 tahun sebagai agen distributor pupuk kimia dirinya banyak belajar bagaimana agar petani bisa terus berhasil dalam menggarap tanahnya. Berbekal dari iseng-iseng dan serba ingin tahu akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah produk pupuk cair organic yang berbahan dasar buah Labu Kuning yang telah difermentasikan dan diforumulasikan dengan bahan-bahan lainnya menjadi suatu produk penyubur tanaman.

 

Produk yang dihasilkan oleh pemuda Desa Kertamulya Kecamatan Bongas ini akhirnya menjadikan dirinya sebagai pemuda pelopor tahun 2010 tingkat Kabupaten Indramayu untuk bidang teknolgi tepat guna. Tentu saja prestasi ini sangat membanggakan, apalagi produk tersebut saat ini sudah dirasakan manfaatnya oleh para petani bahkan sudah melakukan penjualan meskipun hanya baru dalam sekup kecil.

 

"Bio Rasita" itulah rencana nama produk itu, para petani di Desa Kertamulya sendiri sudah mulai meninggalkan pupuk kimia dan mulai beralih ke pupuk cair organic buatan pemuda ini, jika selama ini petani menghabiskan pupuk kimia sebanyak 3 kg maka dengan menggunakan Bio Rasita cukup dengan 2 kg dan hasilnya sangat bagus.

 

Semakin banyaknya pesanan dari petani, maka ia pun semakin meningkatakan kualitas dari produknya dan jika memungkinkan akan segera mempatenkan Bio Rasita tersebut agar menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu, anda penasaran ? silahkan buktikan. (deni)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu