Langsung ke konten utama

Puncak Hari Jadi Semarak

Puncak peringatan hari jadi ke-483 Kabupaten  Indramayu 7 Oktober 2010 berlangsung semarak dan khidmat yang diikuti oleh Bupati Indramayu, Muspida, kepala OPD, Camat, Kapolsek, Kuwu, dan sejumlah undangan lainnya.

 

Rangkaian acara puncak diawali dengan pelepasan lambang daerah dan Para Samya Purnakarya Nugraha di Pendopo Kab. Indramayu oleh Bupati Indramayu DR. H. Irianto M.S. Syafiuddin. Setelah itu bupati bersama ibu dan Muspida serta pejabat lainnya dengan menaiki beca menuju gedung DPRD Indramayu untuk mengikuti Sidang Paripurna Istimewa.

 

Selepas dari pendopo rombongan menyusuri jalan R.A. Kartini menuju Jend. Sudirman dengan menggunakan becak hias dan diawali marching band SMPN Unggulan dan Paskibraka. Disepanjang perjalanan iring-iringan disambut antusias masyarakat yang ingin menyaksikan Bupati dan Muspida menaiki beca.

 

Sesampainya di DPRD Indramayu rombongan disambut oleh prosesi seni yang dipersembahkan oleh Dewan Kesenian Indramayu (DKI) yang berjudul Sekar Pinunjul yang menceritakan suatu proses pembangunan di Kabupaten Indramayu dibawah kepemimpinan DR. H. Irianto MS. Syafiuddin yang dilanjutkan oleh Hj. Anna Sophana sebagai pemenang dalam Pilkada beberapa waktu yang lalu. Kemudian dalam prosesi itu juga digambarkan bahwa Nyi Endang Darma menerima senjata cakra yang diserahkan oleh Wiralodra yang diartikan serah terima kekuasaan dari pemimpin sebelumnya ke pemimpin selanjutnya.  

 

Setelah itu acara dilanjutkan dengan Rapat Paripurna Istimewa yang dipimpin langsung Ketua DPRD Indramayu Abdul Rozak Muslim, dalam sidang itu Ketua DPRD mengungkapkan pada usia ke-483, Kabupaten Indramayu telah banyak perubahan yang sangat signifikan selama kepemimpinan Bupati Indramayu dan masyarakat Indramayu berterima kasih atas berbagai prestasi yang diraih yang mengharumkan nama Indramayu. Dalam sidang itu juga dibacakan berbagai prestasi baik tingkat povinsi maupun nasional, serta sejarah singkat Indramayu dibacakan oleh Sekretaris DPRD Indramayu. (dens)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu