Langsung ke konten utama

Petugas Gabungan Razia Penjual Daging

INDRAMAYU - Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Indramayu, bersama Dinas Kesehatan serta Dinas Pertanian dan Peternakan melakukan razia gabungan terhadap peredaran daging dipasaran, Kamis (2/9)kematin. Petugas mendatangai sejumlah pasar tradisional baik di kawasan kecamatan Indramayu hingga wilayah kecamatan Karangampel. Namun, dalam penelusurannya, petugas tidak menemukan daging sapi, kambing maupun ayam dalam kondisi yang tidak sehat.


Razia tersebut, dipimpin langsung Kepala Dinas Diskoperindag Kabupaten Indramayu, H warjo SH MM, didampingi Kasie Bidang Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Diskoperindag Kabupaten Indramayu, Y Benny Bernadus, drh Dian Daju, serta kasie Pengawasan Makanan dan Minuman Dinkes, Wahyu Rini serta sejumlah petugas lainnya.


Dikatakan H Warjo bahwa situasi menjelang lebaran, kebutuhan akan daging tentunya akan banyak di konsumsi masyarakat. Sehingga kebutuhan daging meningkat, maka kami guna mengetahui sejauhmana kualitas terhadap daging tersebut langsung mengecek ke lapangan secara keseluruhan. Dan hasilnya semua daging yang dijual di pasar tradisional baik itu di Indramayu maupun Karangampel memenuhi kualitas dan dalam kondisi aman untuk di konsumsi.

"Kami tidak menemukan daging busuk, glonggongan maupun ayam mati kemarin (tiren). Setelah di cek satu persatu para pedagang daging di pasar, semua daging yang dijualnya dalam kondisi aman dan sangat layak di konsumsi," ucap H Warjo usai melakukan pengecekan langsung dilapangan.


Ditambahkan dari pihak Dinas Pertanian dan Peternakan, drh Dian Daju bahwa di pasar induk Indramayu untuk daging dan ayam dipasok dari para pemasok daging dan ayam yang sudah rutin di cek kesehatannya. Di Indramayu terdapat beberapa pengusaha daging maupun pemotong daging seperti H Titin di Penganjang Sindang, Karyo di Indramayu, H Ratmi di Rambatan serta lainnya yang memasok kebutuhan daging dan ayam kepada para pedagang pasar. Mereka telah secara rutin sudah kami lakukan monitoring setiap tahunnya dengan pengecekan kesehatan hewan. Sehingga hal tersebut terjamin akan pemasaran dagiang juga seringnya mendapatkan pembinaan.


"Memang penjualan daging dan ayam dalam keadaan bagus. Sehingga masyarakat dapat mengkonsumsinya dengan aman. Sebab kami juga selalu melakukan sosialisasi kepada pengusaha pemotong daging dan ayam yang ada di kabupaten Indramayu. Tentunya jika kami mendapati adanya daging glonggongan dan ayam tiren, akan ditindak tegas baik penjual maupun penyuplai," ucap Dian.

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu