Langsung ke konten utama

Peningkatan Produksi Ikan Laut Indramayu di Perkirakan mencapai 97.156 Ton

Indramayu- Hasil produksi ikan laut di Indramayu diproyeksikan akan mencapai 97.156 ton untuk tahun 2010 dengan nilai Rp 1,3 triliun, berdasarkan hasil kerja nelayan Indramayu yang berjumlah 33.000 orang yang terdaftar di Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) setempat. Jumlah pengusaha kapal nelayan sendiri ada 2.300 orang dengan tempat pelelangan ikan (TPI) 12 unit dan pangkalan pendaratan ikan (PPI) 3 unit dan jumlah produksi ikan di Indramayu sendiri fluktuatif, yakni pada tahun 2008 total produksi ikan laut mencapai 94.809 ton dan tahun 2009 menurun jadi 90.800 ton. Tahun 2010 ini produksi ikan diharapkan mengalami peningkatan kembali sebesar 7,3 persen.
Kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Indramayu yang dinilai nelayan setempat memberi harapan baru bagi peningkatan produksi ikan laut di sana, yang memang diharapkan untuk dapat memberikan berbagai bantuan sarana dan prasarana, termasuk di dalamnya bengkel reparasi dan pembuatan kapal nelayan serta pembangunan galangan kapal. Hal tersebut dianggap penting karena setiap tahunnya ada akselerasi peningkatan kapal nelayan.
Hal ini dikemukakan oleh Kabid Kelautan Indramayu Toni Hermanto yang mewakili Kepala Diskanla Indramayu Abdul Rosyid Hakim, Sabtu 28 Agustus 2010. Fadel Muhammad didampingi Bupati Indramayu Mahfudz Sidik Syafiuddin dan bupati terpilih, Hj Anna Sophanah, Sabtu 28 Agustus 2010, mengunjungi tiga lokasi, yaitu pabrik garam di Losarang, pabrik kerupuk ikan udang di Desa Kenanga, Kecamatan Indramayu serta di PPI Karangsong.
Ketua Koperasi Perikakan Laut Mina Sumitra Indramayu, Ono Surono, menjelaskan bahwa PPI Karangsong merupakan prudusen ikan laut terbesar di Indramayu, dan hasil penangkapan ikan dari nelayan dipasok ke berbagai daerah. Untuk peningkatan produksi ikan laut, Ono berharap agar Fadel Muhammad bisa memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan keamanan laut, berkaitan dengan maraknya perompak dan oknum petugas keamanan laut yang memeras nelayan di laut. Bupati Indramayu Irianto Mahfudz Sidik Syafiuddin berharap agar pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa membantu masyarakat nelayan Indramayu karena selama ini nelayan Indramayu sudah bisa menyuplai 50 persen lebih kebutuhan ikan laut di Jawa Barat.

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu