Langsung ke konten utama

Mobil Pick-Up Dibakar Massa tak Dikenal

Mobil Pick-Up Dibakar Massa tak Dikenal

            Diduga terkait dukungan dalam Pemilukada Bupati Indramayu 2010, sebuah mobil Suzuki Carry pick-up milik Yaya (38 tahun), warga Desa Longok RT.15 RW.05 Kec.Sliyeg Kab.Indramayu dibakar massa tak dikenal, Selasa (17/8) dini hari. Beruntung aksi massa tak dikenal itu dipergoki warga sehingga mobil tidak ludes terbakar. para pelaku berhasil lolos meski sempat dikejar warga. Namun demikian, polisi sejuah ini masih belum berani menyimpulkan bahwa insiden pembakaran mobil itu dilakukan oleh pendukungan pasangan cabup-cawabup tertentu.

Diperoleh keterangan, insiden pembakaran mobil milik korban yang merupakan kerabat Kuwu Longok, Yukanah, ini terjadi sangat cepat. Beberapa warga menuturkan, sebelum peristiwa itu terjadi terlihat sekelompok orang tak dikenal berkeliling kampung menggunakan beberapa sepeda motor. Awalnya warga menduga, orang-orang itu adalah warga setempat yang sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat. Namun selepas tengah malam, kelompok orang tak dikenal itu terlihat berhenti di depan rumah Yaya yang kebetulan bersebelahan dengan rumah Yukanah, Kuwu Longok.

Tiba-tiba, beberapa orang terlihat mendekati mobil milik Yaya yang terparkir tepat di garasi rumah. Diduga, orang tak dikenal itu lalu menyiramkan bensin ke dalam jok mobil lalu membakarnya. Usai beraksi, kelompok orang tak dikenal itu lalu kabur. Saat bersamaan, pemilik kendaraan dan sejumlah warga melihat kepulan asap di ruang garasi. Warga lalu berusaha memadamkan api yang berkobar di ruang kemudi dengan lebih dulu mendorong mobil ke ruang terbuka dan menyiramnya dengan air. Sementara sebagian warga lain mengejar pelaku yang kabur menggunakan sepeda motor."Ada tiga sepeda motor yang dikejar warga namun lolos, semuanya tidak berplat nomor. Kami tidak tahu siapa mereka, tapi kami menduga ini ada kaitannya dengan pemilukada," ungkap Dasmo, suami Kuwu Longok, Yukanah.

Perihal dugaan itu, lanjut Dasmo, sebelumnya menimpa Yukanah, istrinya. Beberapa waktu lalu, imbuh dia, istrinya pernah didatangi oleh sekelompok orang yang mengancam agar bersikap sebagai kepala desa bersikap netral. Kelompok orang tak dikenal itu juga mendesak agar Yukanah dan perangkatnya tidak memberikan dukungan untuk pasangan cabup-cawabup tertentu. Serangkaian ancaman itulah, menurut Dasmo, menjadi indikasi kuat bahwa pembakaran mobil milik kerabatnya adalah bagian dari intimidasi kelompok tertentu. "Kami sudah melaporkan semuanya kepada polisi. Ini jelas-jelas intimidasi dan ancaman serius sehingga kami harus serahkan masalahnya kepada hukum. Soal dukungan, masyarakat di desa kami akan menentukan pilihannya masing-masing, jadi tidak benar jika ada mobilisasi yang dilakukan oleh istri saya sebagai kuwu," tegas Dasmo.

Kapolres Indramayu Ajun Komisaris Besar Polisi Nasri Wiharto ketika dikonfirmasi membenarkan adanya insiden tersebut. Namun menurut Nasri, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah kasus itu mempunyai keterkaitan dengan Pemilukada Bupati Indramayu 2010 karena masih dalam penyelidikan. Namun begitu Nasri tidak menampik, keterangan yang diberikan korban dan kerabatnya mempunyai indikasi adanya upaya intimadasi menjelang Pemilukada Bupati Indramayu yang akan digelar Rabu (18/8) besok. "Tapi sekali lagi kami nyatakan bahwa ini masih dalam penyelidikan jadi belum ada kesimpulan apa-apa termasuk isu Pemilukada. Untuk itu saya mengimbau semua pihak agar menahan diri dan senantiasa menjaga kondusifitas daerah," tandas Nasri.

Hal senada diungkapkan Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin. Bupati yang akrab disapa Yance ini mengingatkan agar masyarakat lebih bersikap dewasa dalam melaksanakan kegiatana Pemilukada tersebut. Yance juga mengaku prihatin jika ada sebagian masyarakat yang bertindak anarkis terkait dengan dukungan untuk pasangan cabup-cawabup tertentu. "Jadikan momentum pemilukada untuk memilih pemimpin yang baik dan dicintai masyarakat sehingga akan membawa Indramayu dalam kerangka membangun yang lebih maju. Tidak ada menang atau kalah, karena siapapun yang terpilih merupakan kehendak rakyat dan harus dihargai oleh semua calon lain," ujar Yance.

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu