Langsung ke konten utama

Calon Independen MM, Kalah di TPS-nya

Calon Wabup Mulyono Martono (MM) kalah di TPS-nya sendiri. Ia dikalahkan oleh pasangan lainnya terutama dari hasil suara pasangan yang unggul yakni pasangan Hj. Anna Sophanah – Supendi dapat 76 suara. Sedangkan MM sendiri yang memberikan haknya di TPS 05, Kel Karanganyar, Kec./Kab. Indramayu hanya mendapatkan 30 suara.

Sementara perolehan suara untuk pasangan Appi Karpi-Ruwita adalah 1 suara, H. Gorry Sanuri – Ruslandi tidak mendapatkan suara, Toto Sucartono – Kasan Basari, 12 suara sedangkan H. Uryanto Hadi– Abas Assafah bernomor urut enam (6) mendapatkan suara 81. Dan yang tidak sah sebanyak 13 surat suara.

Hal ini dibenarkan oleh ketua PPS 05, Kel Karanganyar, Drs Tisna Hendarin. Menurutnya, 427 pemilih yang tidak melakukan pencoblosan ada 214 orang. Kondisi ini, katanya, sejumlah warga yang melakukan perpindahan penduduk. Seperti saat didata sebagai daftar pemilih mereka ada, pada hari pemilihan mereka tidak ditempat. Di samping warga yang mendiami daerahnya adalah penduduk yang mengontrak rumah.

"Sebenarnya animo warga sudah bagus untuk datang ke TPS kalau dikalkulasi 60 % yang mau datang ke TPS. Dan mereka yang tidak datang untuk melakukan hak pilihnya karena beberapa alasan dan ditambah rumah komplek dinas. Artinya saat dilakukan pendataan sebagai DPT ada di tempat. Namun ketika digelar pemilu mereka dinas di luar daerah atau terkena pindah tugas," katanya.

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu