Langsung ke konten utama

Insiden Kembang Api di Pembukaan PORDA XI Jabar 2010

indramayunews.com, BANDUNG - Sedikitnya dua orang mengalami luka parah
dan dua orang lainnya luka ringan dalam insiden ledakan kembang api
pada acara Pembukaan Pekan Olaraga Daerah XI (PORDA) Jawa Barat, yang
berlangsung di Stadion Jalak Harupat, Soreang, kabupaten Bandung,
Minggu (04/07)
Ledakan kembang api yang terjadi sesaat setelah dibukanya PORDA XI
Jabar oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan tersebut sempat membuat
panik para peserta.
Akibatnya dua orang yang mengalami luka parah di bagian muka dan
tangan yaitu, U Sukatin, 40 tahun warga asal Cileunyi, Kabupaten
Bandung dan Suparna, 30 tahun warga Jakarta Barat yang bertugas
menyalakan kembang api tersebut harus di rujuk ke Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung setelah sebelumnya mendapat perawatan di RSUD Soreang.
Sedangkan orang yang mengalami luka ringan yaitu, Ade Rusmana, 50
tahun, kontingen asal Tasikmalaya dan Sopandi, 56 tahun pedagang
setempat langsung mendapatkan perawatan dari panitia.
Menurut U Sukatin, ledakan tersebut disebabkan tidak sesuainya dudukan
kembang api, sehingga kembang api tersebut tidak meledak di atas
"dudukannya goyang, kembang api nya meledak di bawah dan mengenai
orang-orang yang ada di sekitarnya," kata Sukatin.
Kapolsek Soreang, AKP Hartomo mengatakan, insiden ledakan kembang api
tersebut murni kecelakan. Namun demikian, pihaknya akan berkoordinasi
dengan Polres Soreang untuk menyelidiki insiden tersebut, "ini murni
kecelakan," katanya.
Meski adanya Insiden ledakan yang menyebabkan jebolnya dinding Stadion
Jalak Harupat tersebut, Acara pembukaan PORDA XI Jabar ters
berlangsung.

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu