Langsung ke konten utama

3 pasang calon bupati independent serahkan kekurangan dukungan

humasindramayu.com – KPUD Indramayu menerima kekurangan  dukungan tiga pasangan calon bupati dan wakil dari jalur independent tahap ke-dua yang ditutup Senin (5/7) pukul 00:00 WIB.
Sekretaris KPUD Indramayu Drs.H. Ivan Carsipan, M.Si ditemui  di kantornya, Selasa (6/7) mengemukakan, sesuai hasil verifikasi KPUD Indramayu tahap Ke-1, tiga  pasangan calon bupati dan wakil dari jalur independent itu seluruhnya belum melengkapi persyaratan jumlah minimal dukungan yaitu sebanyak 52.844 dukungan.
Pasangan calon bupati dan wakil Toto Sucartono – Kasan Basari kurang dukungan 7.372 dan  pada batas akhir  Senin (5/7),   menyerahkan 14.744 dukungan. Pasangan Mulyono Martono – Handaru Wijaya Kusumah,  kurang 8.343 dukungan dan menyerahkan 16.686 dukungan. Pasangan Api Karpi – Rawita kurang 51.847 dukungan dan menyerahkan 88.284 dukungan.
Berkas dukungan yang diajukan pasangan bupati dan wakil itu lanjut  Ivan, akan diverfikasi pada tahap kedua sampai batas akhir 13 Juli 2010. KPUD Indramayu 14 Juli 2010 menetapkan pasangan calon bupati dan wakil. Pengumuman calon bupati dan wakil yang lolos verifikasi  15 Juli 2010. Undian nomor urut 16 Juli 2010.
Ditanya tentang berkas persyaratan calon bupati dan wakil dari jalur parpol, kata Ivan Carsipan, secara administrasi verifikasi persyaratan mereka sudah selesai dan tidak ada masalah. Ketiga pasangan bupati-wakil dari jalur parpol yaitu;  Anna Sophannah – Supendi didukung; Partai Golkar dan PKB. Pasangan Uryanto Hadi – Abas Asafah didukung; Partai Demokrat, Gerindra, PKS, PPRN, PBB dan PAN. Pasangan  Gory Sanuhri – Ruslandi didukung; PDIP dan Hanura./TR.ABI HUMAS.

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu