Langsung ke konten utama

Adipura

PRESS REALES

 

Senin, 07 Juni 2010

 

Indramayu Raih Adipura Ke Empat

 

Kabupaten Indramayu untuk keempat kalinya meraih anugrah Adipura sebagai penghargaan tertinggi dalam kebersihan lingkungan. Penyerahan anugrah Adipura rencananya diserahkan langsung Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono Selasa (8/6) kepada Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin di Istana Negara.

Anugrah Adipura sejak tahun 2005 secara berturut-turut terus singgah didaerah ini, dimulai meraih piagam penghargaan Best Effort (2005) kemudian sejak tahun 2006-2009 Adipura seolah tiada henti untuk singgah di Indramayu. Pada tahun ini juga, selain penghargaan Adipura Kabupaten Indramayu meraih Adiwiyata Madya yang diraih SMKN 1 Indramayu dan Adiwiyata Mandiri oleh SMKN 1 Losarang.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Ir. Aep Surahman mengungkapkan, diraihnya Adipura kali ini setelah dilakukan penilaian oleh tim dari Kementrian Lingkungan Hidup beberapa bulan lalu. Penilaian meliputi pemilihan sampah wajib, pengolahan sampah wajib dilingkungan perumahan, perkantoran, sekolah, pasar, dan juga tempat pengolahan sampah akhir (TPA). Sementara komponen penilaian lain meliputi sanitasi limbah domestik, keberadaan dan proses Ipal Komunal dan MCK, persentase KK yang memiliki MCK, keberadaan dan fungsi IPLT, serta pengelolaan limbah sentra industri di perkotaan. Secara umum penilaian Adipura meliputi dua komponen yaitu fisik dan non fisik. Adanya korelasi yang kuat antara kedua komponen tersebut menunjukan bahwa fasilitas fisik yang baik selalu ditunjang oleh institusi, manajemen, dan daya tanggap pengelolaan lingkungan hidup yang baik

Aep Surahman menambahkan, program Adipura bertujuan untuk mendorong pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewujudkan kota bersih dan teduh (clean and green city) dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance (transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas) dalam pengelolaan lingkungan hidup ( good environmental governance).

Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua lapisan masyarakat dan komponen pendukung lainnya yang secara aktif telah menciptakan suasana yang bersih dan teduh di Kabupaten Indramayu. Program Adipura ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku masyarakat, sehingga untuk mewujudkan kota bersih dan teduh bukan hanya dalam menghadapi penilaian Adipura, tapi menjadi bagian dari perilaku dan budaya masyarakat di Kabupaten Indramayu. Selain penghargaan Adipura, Kabupaten Indramayu juga berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri untuk SMKN 1 Losarang dan Adiwiyata Madya untuk SMKN 1 Indramayu. (dens)

 

 

                                                                

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu