Langsung ke konten utama

166 Atlet Porda Asal Indramayu Dikukuhkan

166 Atlet Porda Asal Indramayu Dikukuhkan
humasindramayu.com - Sebanyak 166 laskar Wiralodra yang akan bertrung di ajang Porda XI Jawa Barat pada bulan Juli mendatang, Sabtu (24/4) dikukuhkan oleh Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin di GOR Singalodra mereka siap menembus posisi 10 besar dan membawa medali emas sebanyak mungkin.
Dalam pengukuhan itu, hadir semua atlet dari 19 cabang olahraga dan juga BPOC, dihadapan bupati para atlet dan official berjanji untuk memberikan prestasi yang maksimal demi nama baik Indramayu yaitu dengan jalan berlatih secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan serta terus melakukan upaya perbaikan terhadap hal-hal yang belum maksimal. Selain itu para atlet dan official juga ingin memberikan kado manis diujung kepemimpinan Irianto MS. Syafiuddin sebagai Bupati Indramayu.
Seperti diketahui, dalam Porda XI yang akan berlangsung di Bandung ini kontingan Indramayu mengirimkan 19 cabang olah raga yakni atletik, angkat berat/besi, dayung, tinju, gulat, tae kwon do, pencak silat, tarung derajat, kempo, judo, wushu, panahan, balap motor, panjat tebing, sepak bola, sepak takraw, bola voli pasir, bulu tangkis, dan catur serta BPOC.
Selain berkekuatan 166 atlet kontingan juga didukung oleh 57 orang official dengan dukungan dana dari APBD sebesar 2.947.132.000,- Untuk mengangkat prestasi Indramayu, KONI Indramayu pada Porda kali ini telah mencanangkan Tri Sukses yaitu sukses prestise, prestasie, dan manajemen. Sampai saat ini sejumlah terobosan telah dilakukan untuk mewujudkan Tri Sukses tersebut.
Dihadapan para atlet, official, satlakgas, dan para motivator Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin dalam amanatnya mengungkapkan, Indramayu pernah mengalami prestasi yang sangat luar biasa pada Porda tahun 2003 yakni posisi 3 besar namun pada Porda 2006 di Karawang posisi Indramayu berada diurutan 13, mengalami penurunan yang sangat signifikan maka pada Porda tahun ini prestasi itu harus kembali di raih dan di bawa pulang untuk Indramayu.
Bupati menegaskan, prestasi dan hasil Porda X tahun 2006 di Karawang harus dijadikan modal dan semangat untuk berprestasi pada Porda XI 2010 sekarang ini.  "Prestasi Porda X tahun 2006 telah menjadi catatan pahit dengan terpuruknya prestasi olahraga yang melampaui batas toleransi penurunan prestasi di kancah event akbar daerah, dimana nama baik daerah dipertaruhkan.
Hal ini bukan hanya sekedar sikap keprihatinan yang kita hadapi tanpa berbuat apa-apa, namun harus menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengembalikan performance nama baik daerah di bidang olahraga, dimana sebelumnya Indramayu selalu menduduki peringkat terhormat di setiap event Porda," tegasnya.
Target proyeksi medali emas yang diharapkan jangan hanya menjadi isapan jempol jika memang jadi beban berat. "Saya minta benar-benar menjadi target atau proyeksi yang realistis berdasarkan hasil analisis dan kajian peta kekuatan dan sumber daya yang kita miliki serta sistem pembinaan yang konsisten dan terencana dengan baik," pinta bupati

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu