Langsung ke konten utama

Tohidin Kembali Pimpin Unwir

H. Tohidin Kembali Pimpin Unwir

 

            Dr. Ir. H. Tohidin, MP kembali memimpin Universitas Wiralodra (Unwir) untuk menduduki jabatan Rektor periode 2010 – 2014 setelah dalam Rapat Senat Terbuka pemilihan rektor memperoleh 29 suara atau 81 persen dari total 36 suara dari 8 fakultas yang diperebutkan. Calon incumbent itu berhasil mengungguli para pesaing lainnya yaitu, Drs. H. Dadun Kohar, MPd meraih 2 suara dan Drs. Daryono Setiadi, MM meraih 5 suara. Menurut pimpinan sidang, Adi Suwardi, MPd berdasarka aturan bila salah satu kandidat memperoleh suara sebanyak 50 persen + 1 maka dinyatakan sebagai pemenang.

            Dalam keterangan persnya setelah terpilih, H. Tohidin mengatakan, masa empat tahun ke depan merupakan tantangan  untuk lebih bisa memajukan Unwir. Hal ini menurut h. Tohidin didasarkan pada pengalaman selama empat tahun lalu memimpin Unwir.

            "Banyak hal yang harus ditingkatkan agar Unwir bisa lebih maju sebagai sebuah universitas yang makin diminati para pelajar kita dan menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu. Kami akan terus tingkatkan mutu akademik agar bisa bersaing dengan universitas lainnya. Termasuk akan kami kaji peluang dan tantangan bila menjadi sebuah Universitas Negeri," jelas H. Tohidin.

            Selain meningkatkan mutu akademik, H. Tohidin berjanji untuk terus meningkatkan sarana dan prasarana khususnya ruang kelas belajar dan sarana laboratorium.

            "Sebagai sebuah universitas yang sedang berkembang, Unwir makin banyak diminati oleh para siswa baik yang reguler maupun karyawan. Saat ini, sarana dan prasarana ruang belajar yang tersedia masih kurang mendukung untuk melayani kebutuhan para mahasiswa. Melihat jumlah mahasiswa yang ada, kami masih butuh banyak ruang baru," kata H. Tohidin.

            Selain peningkatan sarana dan prasarana belajar, lanjut H. Tohidin, juga akan dibenahi kondisi lingkungan yang ada seperti tempat parkir para mahasiswa dan dosen, kantin, penyediaan poliklinik dan rencana membuka unit bank Jabar Banten di dalam lingkungan kampus.

            "Kami juga akan tetap meningkatkan hubungan kemitraan dengan berbagai lembaga terkait baik dalam bidang pendidikan maupun kerja sama lainnya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan Unwir makin dirasakan di tengah masyarakat Indramayu," katanya.

            Masalah kesejahteraan para dosen dan karyawan juga akan menjadi perhatian H. Tohidin ke depan. Ia menydari bahwa kesejahteraan dosen dan karyawan Unwir ini masih jauh dari standar layak. Untuk itu ia berjanji untuk terus meningkatkannya dengan membuatkan jaminan kesehatan dan jaminan hari tua.

            "Selain kesejahteraan dosen dan karyawan, kami juga akan mendorong dan memfasilitasi para dosen untuk bisa meningkatkan pendidikannya dengan memberikan bea siswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang dimiliki. Demikian juga untuk para mahasiswa yang berprestasi akan kami upayakan adanya bea siswa dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga penyandang dana. Insya Allah dengan satu komitmen bersama untuk maju, Unwir ke depan akan maju lagi," tegas H. Tohidin. (dens/humasindramayu)

           

           

           

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu