Langsung ke konten utama

Petugas Sensus Datangi Kediaman Bupati

PRESS REALES

Sabtu, 01 Mei 2010

Petugas Sensus Datangi Kediaman Bupati

Kediaman Keluarga Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin beserta Hj. Anna Sophana yang terletak di Jalan Letjen Sutejo RT.01 RW.02 Kelurahan Margadadi merupakan keluarga pertama yang didatangi petugas sensus (pencacah) dalam Sensus Penduduk (SP) 2010 di Kabupaten Indramayu.

Tepat pukul 07.00 WIB dua orang petugas sensus yakni Nesan dan Laely Siswati didampingi Kepala BPS Kab. Indramayu Ir. Suhardono Kardono dan Camat Indramayu Moch. Muchdor mendatangi kediaman bupati yang berada di blok Randugede, kedatangan petugas sensus ini langsung disambut oleh pasangan suami istri tersebut.

Petugas SP langsung menanyakan kepada Irianto MS. Syafiuddin beserta Hj. Anna Sophana seputar nama lengkap, umur, pekerjaan, pendidikan, dan anggota keluarga yang tinggal serumah, serta data lainnya. Dalam pendataan itu terungkap, didalam rumah Bupati Indramayu terdapat 6 orang yaitu Irianto MS. Syafiuddin dan Hj. Anna Sophana serta 4 orang pembantu yakni Waliyah, Ijah Maunah, Leli Nurleli, dan Sumiyati. Sedangkan ketiga anaknya Dini Yuniarti Syafiana, Daniel Mutaqien, dan Iyeng Syafiana tidak berada di rumah tersebut dan di sensus didaerah lain sesuai tempat tinggal mereka.

Kepala BPS Kabupaten Indramayu Ir. Suhardono Kardono seperti yang dilansir Bagian Humas dan Protokol mengungkapkan, secara serempak di seluruh wilayah Indonesia mulai hari ini dilakukan kegiatan sensus penduduk yang merupakan agenda 10 tahun sekali. Sensus kali ini ada sedikit perbedaan bila dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu karena banyak variable tambahan yang diajukan sebagai pertanyaan kepada masyarakat.

Suhardono menambahkan, sensus penduduk ini sebagai upaya untuk mengetahui jumlah penduduk terkini pada akhir tahun ini. Data yang muncul nantinya bisa digunakan sebagai kepentingan pemerintah pusat dan daerah. Untuk menyelesaikan SP sampai 31 Mei mendatang BPS Kab. Indramayu telah mengerahkan petugas sensus sebanyak 4011 orang yang tersebar di semua kecamatan dan desa.

Sementara itu seusai dilakukan pencacahan H. Irianto MS. Syafiuddin mengatakan, SP ini sangat penting untuk merumuskan kebijakan dan perencanaan pembangunan yang akan datang. Namun yang sangat penting adalah akan diketahuinya jumlah penduduk terkini di wilayahanya.

Untuk mensukseskan kegiatan SP 2010 ini bupati berharap kepada seluruh lapisan masyarakat Indramayu baik di pedesaan dan perkotaan untuk bisa memberikan jawaban dengan sebenar-benarnya kepada para petugas SP 2010 ini.(dens/humasindramayu)



                         

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu