Langsung ke konten utama

PRESS REALESE

PRESS REALES

Selasa, 6 April 2010

Bupati Salurkan Bantuan Korban Puting Beliung

Sebanyak 29 rumah di Desa Bunder Kecamatan Widasari mengalami rusak
berat dan ringan akibat terpaan angin puting beliung yang terjadi pada
Selasa 30 Maret yang lalu. Untuk mengurangi beban warga masyarakat
yang terkena musibah tersebut Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS.
Syafiuddin Selasa (6/4) memberikan bantuan sembako dan bantuan dana
untuk memperbaiki rumah yang rusak.
Camat Widasari Agus Sudrajat mengatakan, musibah yang terjadi pada
pukul 17.00 itu tidak merenggut korban jiwa namun hanya terjadi
kerusakan pada atap rumah warga yang hancur dan terhempas akibat angin
puting beliung tersebut. Setelah mendengar kabar terjadinya bencana
pihaknya bersama unsur muspika langsung melakukan pengecekan terhadap
lokasi bencana dan langsung menerjunkan anggota Koramil dan Pol PP
untuk membantu memperbaiki rumah warga yang rusak.
Agus menambahkan, pemberian bantuan bagi warga ini berasal dari
Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Bagian Agama dan Kesra besarnya
bantuan untuk rusak ringan sebesar 250 ribu sedangkan yang rusak
sedang sebesar 500 ribu dan bantuan paket sembako. Selain itu bantuan
juga diberikan oleh PMI Cabang Indramayu yakni berupa paket yang
berisi beras 5 kg, mie instant 10 bks, deterjen 3 bks, sabun mandi 1
buah, sikat gigi, pasta gigi, dan shampo ½ lusin
Sementara Bupati Indramayu DR. H. Irianto M.S. Syafiuddin mengatakan,
pemberian bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban penderitaan
warga yang terkena musibah. Meskipun jumlahnya kecil, namun diharapkan
bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Hal yang juga sangat penting
adalah bahwa bencana harus bisa disikapi oleh semua masyarakat untuk
bisa mengatisipasinya. (dens/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu