Langsung ke konten utama

PRESS REALESE Porda XI Indramayu Targetkan 5 Besar

PRESS REALES

 

Rabu, 7 April 2010           

 

Porda XI Indramayu Targetkan 5 Besar

 

* 15 Juta & diangakt PNS Bagi Atlet Peraih Emas

 

            Pekan Olah raga Daerah (Porda) XI Jawa Barat yang berlangsung tanggal 4-13 Juli mendatang menjadi hal yang sangat penting bagi Kabupaten Indramayu. Pasalnya, target kinerja KONI Kabupaten Indramayu yakni Tri Sukses  salah satunya adalah peningkatan peraihan medali emas menuju posisi 5 besar. Hal itu terungkap dalam ekspose KONI Indramayu dalam menghadapi Porda XI Jabar yang berlangsung di aula Bappeda Indramayu, Rabu (7/4).

            Ketua Satlakgas Porda XI Kabupaten Indramayu H. Syafruddin, BA dalam eksposnya dihadapan bupati dan masing-masing ketua cabang olah raga mengungkapkan, selain peningkatan peraihan medali emas yang merupakan sukses prestise juga ada sukses prestasi dan sukses manajemen.

            Pada Porda XI 2010 yang berlangsung di Bandung mendatang terdapat perubahan mekanisme pertandingan dimana semua cabang olah raga yang akan diperlombakan dan dipertandingkan harus melalui babak kualifikasi yang wajib diikuti oleh seluruh KONI kabupaten/kota se Jawa Barat dan hal ini berbeda dengan Porda sebelumnya. Adanya babak kualifikasi ini, lanjut Syafruddin, diharapkan terjaring atlet yang betul-betul berprestasi dan potensial, kemudian efisiensi dan efektivitas, dan terbentuknya kontingan yang ramping hemat biaya dan kaya medali emas.

            Berdasarkan hasil babak kualifikasi dari 24 cabang olah raga, maka Kabupaten Indramayu meloloskan 19 cabang olah raga yakni atletik, angkat berat/besi, dayung, tinju, gulat, tae kwon do, pencak silat, tarung derajat, kempo, judo, wushu, panahan, balap motor, panjat tebing, sepak bola, sepak takraw, bola voli pasir, bulu tangkis, dan catur. Dengan jumlah atlet sebanyak 166 orang dan official 57 orang serta didukung dana sebesar 2.947.132.000,- diharapkan Tri Sukses bisa diraih oleh kontingan Kabupaten Indramayu.

            Sementara itu Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin dalam sambutannya mengatakan, sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi para atlet terutama putra daerah maka bagi peraih medali emas pihaknya menyiapkan bonus sebesar 15 juta dan diangkat menjadi PNS. Indramayu pernah mengalami prestasi yang sangat luar biasa pada Porda tahun 2003 yakni posisi 3 besar namun pada Porda 2006 di Karawang posisi Indramayu berada diurutan 13, mengalami penurunan yang sangat signifikan maka pada Porda tahun ini prestasi itu harus kembali di raih dan di bawa pulang untuk Indramayu.

            Bupati menegaskan, prestasi dan hasil Porda X tahun 2006 di Karawang harus dijadikan modal dan semangat untuk berprestasi pada Porda XI 2010 sekarang ini.  "Prestasi Porda X tahun 2006 telah menjadi catatan pahit dengan terpuruknya prestasi olahraga yang melampaui batas toleransi penurunan prestasi di kancah event akbar daerah, dimana nama baik daerah dipertaruhkan. Hal ini bukan hanya sekedar sikap keprihatinan yang kita hadapi tanpa berbuat apa-apa, namun harus menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengembalikan performance nama baik daerah di bidang olahraga, dimana sebelumnya Indramayu selalu menduduki peringkat terhormat di setiap event Porda," tegasnya.

Target proyeksi medali emas yang diharapkan jangan hanya menjadi isapan jempol jika memang jadi beban berat. "Saya minta benar-benar menjadi target atau proyeksi yang realistis berdasarkan hasil analisis dan kajian peta kekuatan dan sumber daya yang kita miliki serta sistem pembinaan yang konsisten dan terencana dengan baik," pinta bupati. (dens/humasindramayu)

                                                                

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu