Langsung ke konten utama

Gempur Gakin Salurkan 338 Juta

 

 

 

Tri Wulan Pertama 2010

Gempur Gakin Salurkan Rp 338.551.000

 

            Keberadaan Yayasan Gempur Keluarga Miskin (Gempur Gakin) di Indramayu benar-benar sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya kalangan keluarga kurang mampu. Yayasan yang dibentuk oleh Bupati DR. H. Irianto MS Syafiuddin tersebut kini memiliki dana abadi Rp 15 miliar rupiah yang didepositokan di bank dengan tujuan membantu mengurangi beban kesusahan hidup para keluarga miskin. Dalam tri wulan pertama tahun 2010 ini, yayasan Gempur Gakin sudah menyalurkan bantuan sebesar Rp 338.551.000 kepada masyarakat kurang mampu yang meliputi aspek kesehatan, pendidikan dan daya beli. Hanya dalam waktu 1 hingga 2 hari saja, permohonan bisa langsung bisa dicairkan asalkan disertai syarat-syarat berupa copy KTP warga Indramayu, Kartu Keluarga, SKTM dari Lurah/Camat serta kartu jamkesmas bagi yang punya.

            Menurut Ketua Yayasan Gempur Gakin, H. Moh. Sofyan, penyaluran bantuan kepada para pemohon khususnya dalam bentuk uang didapat dari perolehan keuntungan deposito dana abadi tersebut yang besarnya mencapai Rp 840 juta/tahun.

            "Uang dari keuntungan deposito inilah yang kami manfaatkan dan salurkan secara maksimal guna membantu meringankan beban atau kesusahan para gakin warga Kabupaten Indramayu," kata HM. Sofyan, Rabu (28/4) di kantornya.

            Di bidang kesehatan, jelas HM Sofyan, membantu biaya perawatan dan pengobatan penyakit ringan maupun berat atau pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain. Bagi pemohon yang dibantu biaya perawatan mendapatkan bantuan yang besarnya variatif antara Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta rupiah. Selain bantuan langsung tersebut, juga menyalurkan bantuan untuk posyandu dan kerja sama dengan rumah sakit yang ada di Indramayu bagi pasien pemilik jamkesmas. Jumlah bantuan yang telah disalurkan di bidang kesehatan ini mencapai Rp 200.125.000 rupiah.

            "Di bidang pendidikan kami telah salurkan bantuan sebesar Rp 14.051.000 sebagai partisipasi Yayasan Gempur Gakin yang merupakan tindak lanjut pertemuan RKB maupun RKC. Sedangkan di bidang daya beli berupa bantuan untuk pemugaran rumah, pemberian sembako dan panti jompo telah tersalur Rp 124.375.000 rupiah," jelas HM Sofyan.

            HM Sofyan menambahkan, mengingat sangat bermanfaatnya keberadaan yayasan Gempu Gakin serta makin dikenalnya oleh masyarakat maka akan lebih baik bila diadakan lagi gerakan pengumpulan dana baik melalui gerakan maupun hibah.

            "Pengumpulan dana gempur gakin ini merupakan sesuatu yang sangat mulia. Setiap hari kami selalu kedatangan pemohon yang mengajukan bantuan. Tentunya akan kami prioritaskan dulu bagi yang sangat mendesak," jelas HM. Sofyan. (dens/humasindramayu)

           

           

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu