Langsung ke konten utama

Bupati Tidak Terima Uang dari FKAJK

PRESS REALES

 

Kamis, 15 April 2010

 

Bupati Tidak Terima Uang dari FKAJK

Mencuatnya isu pemberian uang pelicin kepada bupati dan dinas terkait guna meloloskan tender bagi pelaku bisnis, mengundang perhatian serius oleh Forum Komunikasi Asosiasi Jasa Kontruksi (FKAJK) Kabupaten Indramayu. Bahkan, FKAJK yang anggotanya terdiri dari gabungan pengusaha jasa kontruksi membantah keras dan tidak pernah menyetorkan uang sepeserpun  kepada dinas maupun kepala daerah. Mereka merasa keberatan dengan pernyataan pelaku bisnis saat digelarnya penjelasan pekerjaan di lingkungan  Dinas Pengolaan Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi (Psdatamben) Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu. 

Pernyataan itu disampaikan Ketua Gabungan Pengusahan Kontruksi Seluruh Indonesia (Aspekindo) Kabupaten Indramayu, Mulyadi Cahya dalam jumpa persmya, Kamis (15/4) di ruang kerjanya. Dalam kesempatan itu juga hadir Ketua Asosiasi Kontruksi Seluruh Indonesia (Askindo), Hari Samsuri,  Ketua Himpunan Pengusaha Kontruksi Indonesia (HPKI)), Bambang Heri S, Ketua  Gabungan Rekanan Kontruski Seluruh Indonesia (Garansi), Syaeful Anwar, Ketua Asosiasi Perusahaan Pemborong Indonesia (APPI), Achirin, dan Ketua  Gabungan Pengusaha Kontraktor Indonesia (Gapkindo), Imam  Santoso. Pihaknya bersama pelaksana jasa kontruksi mengaku tak pernah menyetorkan uang pelicin untuk meloloskan tender kepada dinas terkait, apalagi sampai memberi uang kepada kepada Bupti Indramayu. 

Mulyadi Cahya menegaskan, setelah mencuatnya isu pemberian uang pelicin kepada kepala dinas terkait dan orang nomor satu di lingkungan Pemkab Indramayu, dirinya segera mengumpulkan ketua dan anggota jasa kontruksi di Indramayu. Dari hasil pengakuan mereka, lanjut Mulyadi, tidak ada satu pun mereka yang memberikan uang kepada dinas terkait maupun kepada Bupati Indramayu."Kami benar-benar kecewa dengan isu tersebut, dan isu tersebut adalah fitnah. Kami meminta kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak cepat terpancing dengan isu yang tidak benar," terangnya.

Ditambahkan Mulyadi, iklim usaha yang kondusif memang menjadi harapan para jasa kontruksi dan penyediaan barang di Indramayu. Pasalnya tanpa iklim yang kondusif akan berpengaruh besar pada pelaksanaan jasa kontruksi dan penyediaan barang di lapangan. Oleh karenanya ia membantah keras adanya kabar miring tentang pemberian uang kepada dinas terkait dan kepala daerah untuk memuluskan pelaksanaan tender," kata Mulyadi.

Hal yang sama diungkapkan Ketua Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia (Gapkin), Bambang Supriyatna. Ia menuturkan, isu pemberian uang pelicin untuk melololoskan tender kepada kepala dinas dan Bupati Indramayu itu tidak benar, "Saya dan para pengusaha lainnya tidak pernah memberikan uang sepeserpun kepada pihak-pihak yang tiduhkan tersebut," tegas Bambang. (dun/dens/humasindramayu)

 

 

 

 

                                                                

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu