Langsung ke konten utama

PRESS REALESE Narwan dilantik Sebagai Kuwu Bodas

PRESS REALES

 

Jum'at, 19 Maret 2010

 

Narwan dilantik Sebagai Kuwu Bodas

 

Desa Bodas Kecamatan Tukdana kini memiliki pemimpin baru, pada Kamis (18/3) yang lalu Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin secara resmi melantik dan mengambil sumpah Narwan sebagai Kuwu Desa Bodas Kecamatan Tukdana yang merupakan hasil dari pemilihan kuwu yang diselenggarakan 24 Februari yang lalu.

Pelantikan yang dipusatkan di Aula balai desa setempat mendapatkan sambutan yang sangat antusias dari masyarakat Desa Bodas. Tua muda dewasa dan anak-anak sejak pagi sudah memadati ruangan tersebut untuk menyaksikan pelantikan yang ditunggu-tunggu. Hal ini sangat wajar sebab sejak beberapa bulan yang lalu desa ini tidak memiliki pemimpin karena kosong.

Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin dalam sambutannya mengatakan, sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008, desa harus mampu menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, yaitu  membiayai kegiatan rutin dan pembangunan dengan menggali berbagai potensi yang dimilikinya. Untuk itu, aparatur pemerintahan desa, yaitu kuwu beserta perangkatnya dan BPD, harus mampu melayani, mengayomi serta menumbuhkan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta tanggap terhadap aspirasi yang berkembang secara dinamis di tengah-tengah masyarakat.

"Untuk mewujudkan sistem pemerintahan desa yang sesuai dengan jiwa dan semangat otonomi daerah diperlukan upaya untuk mendayagunakan sektor pendukungnya, antara lain memantapkan tugas dan fungsi aparatur pemerintahan desa, yakni kuwu, perangkat desa, dan badan permusyawaratan desa, dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakatnya," ungkap bupati.

Dalam era reformasi birokrasi saat ini, kuwu sebagai pemimpin desa dituntut untuk mampu melakukan perbaikan terus-menerus dalam pembentukan keunggulan kompetitif untuk berkembang dengan dilandasi oleh keluwesan, tim kerja yang baik, kepercayaan, dan penyebaran informasi yang memadai. Hal ini sesuai dengan gaya kepemimpinan transformasional, yang berorientasi kepada bawahan, memberikan motivasi daripada pengawasan, melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya, bekerja sama dan saling menghormati di antara sesama aparatur dan masyarakat.

Selain itu menurut bupati, penguasaan administrasi desa juga harus menjadi perhatian serius sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. "Satu hal yang harus dicatat, bahwa kegagalan kepemimpinan sering kali terjadi karena para pemimpin tidak menjalankan fungsi-fungsi yang diembannya. Dengan tetap berpedoman pada ketentuan yang ada serta responsif terhadap aspirasi masyarakat, maka akan mengurangi resiko terjadinya kegagalan kepemimpinan. Di samping itu, kegagalan kepemimpinan juga sering diakibatkan karena para pemimpin lebih mengedepankan kepentingan dan harapannya sendiri daripada kepentingan masyarakat," katanya.

Pemerintah Kabupaten Indramayu, lanjut Bupati, telah mengalokasikan dana guna penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan di desa, yaitu dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD), dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah desa,   memotivasi swadaya gotong royong masyarakat, mengembangkan inisiatif dan prakarsa, mengefektifkan peran lembaga kemasyarakatan, serta mengembangkan sektor produktif skala lokal bagi kepentingan masyarakat desa. (dens/humasindramayu)

 

                                                                  


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu