Langsung ke konten utama

PRESS REALESE Muscab PMI Indramayu Berjalan Alot

PRESS REALES

 

Sabtu, 27 Maret 2010

 

Muscab PMI Indramayu Berjalan Alot

 

Musawarah cabang (muscab) PMI Cabang Indramayu dengan agenda laporan pertanggungjawaban pengurus, penyampaian pokok-pokok kebijakan, dan pemilihan ketua baru pada Sabtu (27/3) di gedung PKPRI berjalan alot dan memanas.

Ketika penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurus dan pokok-pokok kebijakan situasi masih normal. Namun dalam sesi pemilihan ketua situasi mulai memanas bahkan terancam deadlock. Pasalnya, terjadi misskomunikasi antara peserta dengan panitia. Para peserta yang berasal dari pengurus cabang, dan perwakilan dari masing-masing ranting serta relawan bersepakat secara aklamasi untuk memilih ketua PMI Cabang Indramayu yakni Drs. H. Suwito Handoyo.

Akan tetapi panitia berpegang teguh pada AD/ART organisasi dimana sesuai dengan AD/ART tahun 2004 ketua terpilih kemudian membantuk tim formatur untuk melakukan pemilihan ketua dan selanjutnya bersama dengan ketua terpilih menyusun kepengurusan berdasarkan persetujuan bupati selaku pembina PMI.

Setelah ada penjelasan dari panitia dan pengurus lainnya akhirnya para peserta dapat memahami dan kembali melakukan muscab untuk membentuk tim formatur yang berasal dari perwakilan ranting. Namun merekapun tetap mengusung satu nama untuk menjadi ketua PMI Cabang Indramayu yakni Drs. H. Suwito Handoyo. "Kami dari semua ranting tiap kecamatan dan juga perwakilan relawan secara aklamasi penuh menginginkan agar PMI di pimpin oleh pa Wito, jadi tidak ada alasan bagi tim formatur dan Pembina untuk tidak mendengarkan suara kami," kata salah seorang peserta.

Menurut salah seorang panitia dr. Wigena Prawira, tim formatur yang sudah terbentuk ini tidak akan mengkhianati suara dari para pesrta karena telah mendengarkan pilihan peserta secara aklamasi. Namun demikian, pihaknya tetap menempuh aturan dan mekanisme yang ada yakni persetujuan dari bupati selaku Pembina.

Sebelumnya, dalam muscab tersebut ketua PMI Cabang Indramayu Drs. Daddy Tarsatiady menyampaiakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu berjalannya program kerja PMI periode 2004-2009. "Banyak program kerja yang belum terlaksana, untuk itu ketua dan pengurus selanjutnya harus bisa menjalankannya," kata Daddy. (dens/humasindramayu)

 

 

 

                                                                 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu