Langsung ke konten utama

PRESS REALESE Arah Kiblat Indramayu Aman

PRESS REALES

 

Jum'at, 26 Maret 2010

 

Arah Kiblat di Indramayu Posisi Aman

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu terhitung Februari 2010 sudah melakukan pengukuran arah kiblat (posisi yang tepat ke arah Kabah) secara gratis terhadap 57 masjid yang diajukan masing-masing DKM-nya. Hal itu disampaikan Kasi Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Kemenag setempat Drs H Amin Bay, MAg di kantornya.

Menurutnya, dari 57 masjid tersebut setelah dilakukan pengukuran, diketahui delapan masjid arah kiblatnya tepat atau sesuai azimuth kiblat di Kabupaten Indramayu yakni 294 derajat, selebihnya serong ke arah barat masih kurang antara lima sampai 20 derajat bahkan ada yang lebih dari 20 derajat, diantaranya 17 masjid kurang lima derajat, sembilan masjid kurang 10 derajat, lima masjid kurang 20 derajat dan sembilan lebih 20 derajat.

Berdasarkan hasil pengukuran ulang arah kiblat terhadap 57 masjid, meski sebagian besarnya kurang tepat, namun demikian karena kekurangan ukuran ketepatan arah kiblat tidak begitu signifikan, maka arah kiblat masjid dan mushalla di Kabupaten Indramayu masih dianggap dalam batas kewajaran atau masih dalam posisi aman. Pihaknya sependapat dengan keterangan yang disampaikan Ketua MUI pusat, kalau arah kiblat masjid dan mushalla di Indonesia tidak usah dirubah. Kenapa demikian, karena pada dasarnya fenomena alam yang terjadi di Indonesia tidak begitu mempengaruhi arah kiblat masjid dan mushalla yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air termasuk di Kabupaten Indramayu.

Mengutip keterangan Sekjen Kemenag RI H Bahrul Hayat, PhD, untuk mengukur arah kiblat bisa dilakukan dengan teknologi canggih seperti komputer dan satelit dan bisa juga dilakukan dengan alat yang sangat sederhana yakni navigasi matahari, patokannya karena pada tanggal 27 atau 28 Mei jam 16.18 WIB dan 15 atau 16 Juni jam 16.28 WIB posisi matahari tepat berada di atas Kabah, sehingga bayang-bayang benda di permukaan bumi pada jam tersebut mengarah ke Kabah. Dengan gambaran tersebut, pemangku DKM atau pengurus mushalla kalau akan mengukur ketepatan arah kiblat atau akan membangun masjid dan mushalla yang baru, selain menggunakan teknologi komputer dan satelit bisa juga dengan alat yang sangat sederhana yakni navigasi matahari, sarannya seraya menambahkan untuk melayani permintaan mereka pihaknya siap melayani permohonan tersebut secara gratis.

Ketua Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Indramayu Drs Junaedi menambahkan, pada dasarnya arah kiblat di Kabupaten Indramayu dari titik barat tidak mengalami pergeseran yang berarti, karena masih pada kisaran 15 derajat hingga 25 derajat. Artinya posisi arah kiblat masjid dan mushalla di Indramayu masih pada posisi aman. (dens/humasindramayu)

 

 

                                                                  


 

 

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu