Langsung ke konten utama

Berita Khusus

Bidan, Kader Posyandu dan BKB Kemas Dukung Hj Anna

            Makin dekatnya pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Indramayu, Agustus, dukungan politik mengalir deras kepada Hj Anna Sophanah untuk maju mencalonkan diri sebagai calon bupati. Dukungan politik juga ditujukan kepada H Supendi untuk maju sebagai calon wakil bupati (Wabup).

Pernyataan sikap dan dukungan politik ini disampaikan para bidan dan kader posyandu, kader BKB Kemas, PKK dan para guru di wilayah Kecamatan Indramayu. Dengan semangat berapi-api mereka menyampaikan dukungan politiknya dalam acara pencanangan pember dayaan peran serta masyarakat dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat, cerdas dan bermoral menuju Indramayu Remaja di aula gedung pertemuan komplek Bumi Patra Pertamina, Selasa (9/2).

Di mata para kader, Hj Anna merupakan sosok yang paling pantas untuk tampil sebagai bupati berikutnya menggantikan H Irianto MS Syafiuddin. Wanita yang telah teruji mendampingi suaminya menjabat Bupati Indramayu ini dipandang paling pantas dan kapabel karena telah paham betul sifat dan watak serta kebijakan suaminya selama memimpin Indramayu. Diakui para kader, selama dipimpin H Yance, Indramayu telah banyak memperoleh kemajuan yang signifikan. Oleh karena itu, satu-satunya orang yang dinilai bias melanjutkan keberhasilan kepemimpinan H Yance adalah Hj Anna.

Acara yang digagas Muspika Indramayu tersebut betul-betul hidup dan mengena kepada seluruh audiens yang hadir yang mayoritas adalah para kader posyandu, kader BKB Kemas, kader Program Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR), para bidan desa, para guru se-UPTD Pendidikan Kecamatan Indramayu, para perawat dan dokter se-UPTD Puskesmas Indramayu serta pimpinan kecamatan dan desa/kelurahan dibawah arahan Camat Indramayu, Drs H Moh Mudor, MSi. (dens/humasindramayu)



Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu