Langsung ke konten utama

ANNA SOPHANA DI SUKRA

PRESS REALES

Jum'at, 12 Februari 2010

Anna Ajak Berantas Buta Huruf

Ketua TP PKK Kabupaten Indramayu Hj Anna Sophana membuka pelaksanaan
kegiatan Kejar Paket A Keaksaraan Fungsional (KF) binaan 4 Tim
Penggerak Kecamatan diwilayah pantura diantaranya Sukra, Patrol,
Kandanghaur dan Losarang. Pembukaan dilaksanakan secara kolektif,
Jumat (12/2) bertempat di RM Anugerah Desa Sumuradem Kecamatan Sukra.
Dalam sambutannya, Hj Anna Sophana menyatakan, pelaksanaan kegiatan
Kejar Paket AKF merupakan salah satu upaya dalam rangka mendukung
percepatan penuntasan buta huruf serta meningkatkan IPM melalui alur
pendidikan non formal dan guna pemerataan pendidikan diberbagai
lapisan masyarakat. Sehingga pelaksanaan program Pemerintah bagi
penyandang buta huruf usia 15-55 tahun ini harus didukung semua pihak.
Sebab, Pemerintah telah mengeluarkan dana tidak sedikit untuk
menggulirkan program kejar paket AKF ini.
"Pemkab Indramayu menginginkan agar semua masyarakat yang mengalami
kendala untuk belajar dipendidikan formal, tetap bisa mengikuti
pendidikan melalui jalur informal. Paling tidak, dapat membaca,
menulis dan berhitung. Supaya tidak bodoh dan dibodohi. Sehingga
kegiatan pemberantasan buta huruf ini harus kita dukung oleh kita
semua supaya berjalan dengan baik dan sukses," ujar Anna Sophana.
Apalagi, tambah Anna, mewujudkan masyarakat yang cerdas menjadi salah
satu program Pemkab Indramayu selama kepemimpinan Bupati H Irianto MS
Syafiuddin (Yance) dalam mengimplementasikan visi Indramayu Remaja.
Sementara itu, Hj Nani Ratnaningsih Mansyur dalam laporannya
menjelaskan, warga belajar kejar paket AKF adalah masyarakat
penyandang buta huruf usai 15 sampai 55 tahun yang masuk dalam
pendataan dan tergabung dalam kelompok belajar. Mereka akan mengikuti
kegiatan belajar dan mengajar selama 32 hari mulai Februari-Maret.
Dimana dalam 1 minggu, kegiatan KBM dilaksanakan selama 4 kali dengan
waktu dan hari ditentukan berdasarkan kesepakatan masing-masing
kelompok..
"Metode pembelajaran yang dilaksanakan adalah Andragogi atau
pembelajaran bagi orang dewasa dengan materi berdasarkan apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan, dibantu beberapa modul penunjang dan
ATK untuk kegiatan warga belajar," terang Nani Ratnaningsih.
Hadir dalam kesempatan itu, Istri Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten
Indramayu Hj Nani Indriani Supendi, Camat Sukra Mulya Sedjati SE
beserta unsur Muspika, Ketua TP PKK Kecamatan Sukra Wardah Sedjati,
pengurus TP PKK Kabupaten, Kecamatan dan Desa, para Kuwu, tokoh
masyarakat, para tutor serta warga belajar AKF dari masing-masing
Kecamatan.
Usai acara pembukaan, Hj Anna Sophana didampingi Hj Nani Indriyani
Supendi, Camat Mulya Sedjati dan para Ketua TP PKK Kecamatan,
menyerahkan secara simbolis perlengkapan belajar bagi peserta kejar
paket AKF dimasing-masing Kecamatan. Dalam kesempatan yang sama, juga
diserahkan bantuan kepada anak yatim, jompo serta balita dari keluarga
miskin. (dens/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu