Langsung ke konten utama

PRESS REALESE Penyelamatan Kematian Ibu Bayi dan Balita

PRESS REALES

Rabu, 27 Januari 2010

Penyelematan Kematian Ibu dan Bayi terus dilakukan

Untuk menekan laju angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu
maka diperlukan langkah konkret dalam suatu program kerja dan kegiatan
yang melibatkan semua pihak. Rabu (27) di ruang dalam pendopo
Indramayu tim advokasi upaya penyelematan ibu, bayi dan balita
Kabupaten Indramayu melakukan expose didepan Bupati Indramayu DR. H.
Irianto M.S. Syafiuddin dan Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Hj. Anna
Sophana.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu yang juga tim advokasi Dr.
Suwardi Astradipura mengungkapkan, expose ini merupakan upaya untuk
menyamakan persepsi baik eksekutive, legislative, maupun stakeholder
yang terlibat secara langsung dalam penurunan angka kematian ibu, bayi
dan balita di Indramayu.

Pada tahun 2009 angka kematian ibu, bayi dan balita mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dan penyebab kematian ibu
lebih banyak disebabkan karena eklamsia, perdarahan, infeksi, dan
partus lama. Sementara kematian bayi lebih banyak disebabkan BBLR
(34%) asfikasi (30%) Ispa (10%) infeksi (5%), sedangkan penyebab
kematian balita disebabkan pneumonia (81%) infeksi (8%) diare (10%)
dan gizi buruk (1%).

Suwardi menambahkan, sebagai upaya untuk penyelamatan ibu antara lain
dilakukan kegiatan orientasi suami siaga, program perencanaa
persalinan dan pencegahan komplikasi dan tanda bahaya kehamilan,
kemudian pelatihan bagi kader posyandu tentang kehamilan resiko
tinggi. Selain itu, pembinaan desa siaga aktif dan kemitraan bidan
dengan dukun paraji ditingkatkan dan pemberian jaminan pelayanan
kesehatan termasuk didalamnya untuk biaya transportasi ke sarana
pelayanan kesehatan.

Kemudian juga dilakukan pengadaan Mg SO4 dan protein urine, pelatihan
dan peningkatan kualitas Ponek, pelatihan PGDON, peningkatan kuantitas
dan kualitas puskesmas mampu Poned. Dan pembentukan bank darah di RSUD
M.A. Sentot Patrol. Selain kegiatan tersebut, untuk meningkatkan akses
pelayanan kesehatan bagi mayarakat diperlukan juga suatu system
jaminan kesehatan yaitu Jamkesda (jaminan kesehatan daerah) yang
diperuntukan bagi warga miskin yang tidak terdaftar sebagai Jamkesmas
atau juga pelayanan gratis di RSUD untuk semua pasien di kelas 3.

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu DR. H. Irianto M.S. Syafiuddin
mengungkapkan, menyambut baik rencana dan program kerja sebagai upaya
untuk menekan angka kematian ibu, bayi dan balita. Hal yang
terpenting, menurutnya adalah apa yang direncanakan bisa dinikmati
oleh masyarakat Indramayu secara maksimal. (dens/humasindramayu)


Kepala Bagian Humas dan Protokol
Setda Indramayu


ADE SUHAYATI, SH. M.Si
Penata Tingkat I
NIP. 196908291995032003

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu