Langsung ke konten utama

PRESS REALESE BWI Bangun SPBE

PRESS REALES

Selasa, 19 Januari 2010

BWI Segera Bangun SPBE

Perusahaan Daerah Bumi Wiralodra Indramayu (PDBWI) di tahun 2010 ini
segera mengembangkan usahanya. Salah satu bidang yang segera dibangun
yakni Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) yang terletak di
jalur pantura Losarang.

Menurut Direktur Utama PD. BWI Drs. H. Sayidin mengatakan, pembanguan
SPBE yang akan melengkapi usaha perusahaan daerah tersebut diharapkan
akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan berkontribusi secara
maksimal bagi pendapatan daerah.

Pembangunan SPBE dilakukan ditahun 2010 ini dengan anggaran sebesar 12
miliar dan berdiri diatas lahan seluas 1 hektar dengan pembangunan
selama 6 bulan. Untuk saat ini lahan telah disediakan dan telah
dilakukan pemagaran. Dalam pembangunan ini akan dilakukan tender
dengan menggunakan system online yang terintegrasi dengan Jawa Barat.
Karena nilainya sangat besar maka pihaknya akan sangat hati-hati
terhadap pembangunan SPBE ini agar menghasilkan kualitas yang
maksimal.

Menurut Sayidin, pembangunan SPBE yang dikelola oleh BWI adalah suatu
peluang bisnis karena semua masyarakat akan beralih menggunakan elpiji
karena program konvensi minyak tanah ke elpiji yang dilakukan
Pertamina. SPBE ini nantinya memiliki kapasitas sebesar 50.000
kg/hari.

Sementara itu seorang konsultan pembangunan SPBE Alex Siregar
mengungkapkan, pembangunan SPBE di Indonesia masih sangat berpeluang
mendapatkan penghasilan yang maksimal. Pasalnya, di Indonesia di
rencanakan akan dibangun 500 SPBE namun sampai dengan saat ini baru
berdiri sekitar 50 SPBE. Menurutnya, investasi sebesar 12 miliar ini
akan bisa kembali / break event point selama 5 tahun.

Pada kesemptan itu Bupati Indramayu DR. H. Irianto M.S. Syafiuddin
mengatakan, pembangunan SPBE ini diharapkan bisa berjalan mulus dan
tidak ada masalah, sebab dana yang diinvestasikan cukup besar. "Saya
harap baik panitia, konsultan, maupun pengawas bisa memahami dan
menguasai pekerjaan pembangunan SPBE ini, sebab jika dilakukan
sembarangan akan berdampak pada masyarakat," katanya.
(dens/humasindramayu)


Kepala Bagian Humas dan Protokol
Setda Indramayu


ADE SUHAYATI, SH. M.Si
Penata Tingkat I
NIP. 196908291995032003

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu