Langsung ke konten utama

PRESS REALESE Bupati Salurkan Bantuan Korban

PRESS REALES

Kamis, 21 Januari 2010

Bupati Salurkan Bantuan Korban Puting Beliung

Bencana angin puting beliung yang terjadi pada Selasa 5 Januari yang
lalu melanda 4 kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu, meskipun
sudah dilakukan penanganan namun Pemerintah Kabupaten Indramayu
kembali memberikan bantuan berupa uang tunai kepada masyarakat yang
tertimpa musibah tersebut. Pemberian bantuan dilangsungkan di
alun-alun pasar Kecamatan Lelea yang berbarengan dengan persemian
Masjid As Shodiq di wilayah itu pada Kamis (21/1).

Bantuan yang diberikan ini diperuntukan bagi mereka yang terkena
musibah yakni Kecamatan Lelea 59 orang sebesar 36.500.000,-,
Kertasmaya 51 orang sebesar 13.250.000,-, Pasekan 53 orang sebesar
14.750.000,-, dan Widasari 16 orang sebesar 4.750.000,-. Menurut
Kasubbag Kesos pada Bagian Agama dan Kesra Setda Indramayu Ifatun
Nahdiyah mengungkapkan, besarnya bantuan yang diberikan sangat
bervariasi tergantung kerusakan dan kondisinya.

Nahdiyah menambahkan, bagi warga yang rumahnya rusak berat
mendapatkan bantuan sebesar 1 juta, rusak total 2 juta, rusak sedang
500 ribu, dan rusak ringan 250 ribu. Kemudian bagi mereka yang
mengalami luka-luka, mendapatkan bantuan sebesar 250 ribu bagi yang
luka ringan, dan luka berat sebesar 1 juta rupiah.

Bupati Indramayu DR. H. Irianto M.S. Syafiuddin mengatakan, pemberian
bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban penderitaan warga yang
terkena musibah. Meskipun jumlahnya kecil, namun diharapkan bisa
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Pada kesempatan itu juga, Bupati Indramayu melakukan penandatanganan
prasasti tanda diresmikannya Masjid As Shodiq yang proses
pembangunanya dilakukan secara swadaya. Masjid tersebut mendapatkan
bantuan sebesar 20 juta rupiah untuk membangun perpustakaan bagi para
jamaahnya. (dens/humasindramayu)


Kepala Bagian Humas dan Protokol
Setda Indramayu


ADE SUHAYATI, SH. M.Si
Penata Tingkat I
NIP. 196908291995032003

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu