Langsung ke konten utama

Kodim Gelar Penataran Bela Negara Calon Karyawan PLTU Sumur Adem

Komando Distrik Militer (Kodim) 0616 Indramayu me¬laksanakan penataran
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) bagi calon karyawan PT
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Sumur Adem, Kecamatan
Sukra. Sebanyak 108 orang calon karyawan PLTU mengikuti kegiatan
tersebut yang berlangsung selama enam hari, Senin-Sabtu (22-27/11) di
Makodim setempat. Mereka diwajiban untuk ikut dalam PPBN, sebelum
diangkat menjadi karyawan.


Upacara pembukaan penataran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
dipimpin oleh Kanpten Inf Zaenal yang diikuti oleh para peserta
penataran. Materi penataran yang akan diberian meliputi Undang-Undang
Dasar (UUD) 45, pengertian pancasila, sejarah perjuangan, cara baris
berbaris, latihan fisik dan mental. Dalam amantanya Dandim 0616
Indramayu Letkol Arh Hindro Martono melalui Kasdim Mayor Drs Suyatno
menyampaikan penghargaan kepada para peserta penataran, atas kesediaan
dan keinginan kuat untuk mengikuti sejumlah seangkaian kegiatan
penataran. Dalam pelatihan ini sebagi bukti bahwa saudara-saudara
memiliki persepsi dan pemahaman yang mendalam terhadap pentingya
mengimplementasikan hak dan kewajiban warga Negara dalam upaya bela
negara.

Penataran PPBN menanamkan kesadaraan bela negara melalui pendahuluan
bela negara sekarang ini, dirasakan semakin penting dalam ranga
meningkatan kecintaan terhadap bangsa dan negara. Melalui kegiatan
ini, menurut Suyatno, paling tidak mereka sebelum menjadi karyawan di
PLT sudah dibekali terlebih dahulu tentang nilai-nilai nasionalisme
sehingga diharapkan muncunya kesadaran masyarakat dalam melakukan
pembelaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di
samping itu juga dapat diterapkan kembali khususnya pada lingkungan
pekerjaan, dimana mereka yang diatatar disini pada gilirannya dapat
bertindak sebagai motor penggerak keedaraan bela negara, serta kader
komponen cadangan baik di lingkungan pekerjaan maupun di masyarakat
pada umumya."Kami berharap penataran ini bisa dicontoh oleh perusahaan
lainnya di Indramayu. Kami yakin dengan dilakukan penataran, karyawan
akan semakin kuat kecintaanya terhadap lingkungan pekerjaan,"terangnya
di sela-sela penataran PPBN, kemarin.

Suyatno menambahkan, PPBN merupakan kewajiban bagi setiap warga Negera
Indonesia yang senantiasa diikuti dan dilaksanakan oleh warga negara
dalam berbgai lingkungan. Pelatian ini, kata dia, bukan dimaksudkan
untuk memiliterisasi atau mempersenjatai para karyawan secara fisik
sebagaimana halnya angkatan bersenjata. Namun penataran tersebut
sebagai upaya pemerintah dalam mempersiapkan warga negeranya secara
kejiwaan dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara, rela berkorban, yakin akan kebenaran idiologi pancasila
dan jiwa patriotisme dalam mempertahankan kelangsungan hidup bangsa
dan negara,"ungkapnya.

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu