Langsung ke konten utama

PRESS REALESE Intern

PRESS REALES

Senin, 12 April 2010

Road Race Seri 2 Berlangsung Lancar

Gelaran Road Race Seri 2 yang berlangsung di Sport Center Indramayu,
Minggu (11/4) berlangsung meriah. Pada kesempatan tersebut, 11
kabupaten/kota se-Jawa Barat ambil bagian masing-masing kelas yang
disiapkan dalam kejuaraan tersebut.

Jalannya Road Race seri 2 ini berlangsung aman dan lancar tanpa ada
kendala yang berarti. Sehingga para pembalap dapat memacu motor nya
untuk menjadi yang terdepan. Dalam ajang kali ini, dilombakan antara
lain BBK 4 Tak 110cc, BBK 4 Tak 125cc, Matic 130cc, Sport STD s/d
155cc, BBK 2 Tak s/d 125cc, Matic free for all (FFA) s/d 350cc dan
kelas-kelas lomba lainnya.

Dikatakan Drs Handoko selaku Promotor Monkes Jakarta didampingi Ketua
IMI Korwil Indramayu, Drs Dzakaria Joko Hartawan Msi, bahwa sirkuit
yang berada di Indramayu ini merupakan satu-satunya sirkuit terbaik di
Jawa Barat, karena letaknya berada di pusat kota. Berbeda dengan yang
lainnya, sirkuit ini telah memiliki standar untuk melangsungkan Road
Race pada setiap kesempatan.

"Sirkuit disini sudah layak bahkan standar arena balapan, sehingga
tidak jarang Indramayu selalu masuk dalam agenda Road Race di Jawa
Barat. Tinggal bagaimana menambahkan saja fasilitas lainnya agar lebih
nyaman, seperti tempat duduk para penonton," ungkap Handoko,
disela-sela ajang balap.

Bahkan menurut dia, dalam setiap tahunnya, di Indramayu ini pasti
disinggahi untuk arena Road Race, sehingga sudah terbukti bahwa
sirkuit yang biasa setiap harinya digunakan untuk umum ini mampu
menyuguhkan ajang yang bergengsi. "Walaupun sirkuit yang disiapkan
ketika adanya balapan, namun dari track yang ada sangat memadai dan
layak, bahkan melebihi sirkuit yang ada di daerah lainnya. Bahkan
seringkali saya mencontohkan sirkuit ini kepada daerah lainnya ketika
mengadakan Road Race," kata dia.

Sementara itu Kadisporabudpar Kabupaten Indramayu, Drs Apriyanto bahwa
Indramayu memang memiliki sumber daya yang potensial untuk sarana
olahraga termasuk otomotif. Dengan adanya event ini, selain sebagai
sarana hobi yang positif, juga merupakan arena berlatih yang
kompetitif. Akhirnya diharapkan akan muncul bibit-bibit pembalap
putera Indramayu yang berpotensi dan mampu bersaing baik di tingkat
lokal maupun nasional.

"Dan perlu diketahui bahwa, Indramayu telah meloloskan wakilnya dalam
Porda di Bandung mendatang untuk Road Race ini, tentunya suatu
kebanggaan dan patut didukung sepenuhnya. Ini bukti dari hasil
kepedulian Pemda Indramayu dalam mendukung untuk kemajuan olahraga,"
papar Apriyanto. (alw/denshumasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu