Langsung ke konten utama

Pemkab Siapkan Dana 27,9 Miliar

Pemkab Siapkan Dana 27,9 Miliar

 

TUKDANA 25/7/2013 - Keinginan perangkat desa dan para ketua RT untuk mendapatkan tunjangan sebelum lebaran segera terwujud. Hal ini menyusul adanya instruksi Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah yang memerintahkan OPD terkait agar mempercepat pencairan tunjangan bagi mereka.

Seperti yang dilansir Bagian Otonomi Desa melalui Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu, bahwa pada tahun anggaran 2013 ini Pemerintah Kabupaten Indramayu menganggarkan dana yang cukup besar bagi para kuwu dan perangkat desa serta ketua RT dan RW yakni  Rp. 27.930.800.000,- dari jumlah tersebut diperuntukan bagi tunjangan penghasilan tetap para kuwu dan perangkat desa sebesar Rp. 18.506.000.000,- dan untuk bantuan dana operacional ketua RT dan RW sebesar Rp. 9.424.800.000,-

Untuk tunjangan penghasilan tetap para kuwu dan perangkat desa akan dibagikan kepada 3.693 orang, jumlah itu terdiri dari kuwu 309 orang, sekdes non PNS 37 orang, TU 309 orang, keuangan 309 orang, kaur 1.236, dan bekel 1.493 orang.

Sementara besarnya tunjangan bagi kuwu sebesar 1 juta/bulan, juru tulis non PNS 500 ribu/bulan, sedangkan untuk TU, keuangan, dan kaur masing-masing sebesar 400 ribu/bulan, dan untuk bekel 300 ribu/bulan.

Untuk  bantuan dana operacional ketua RT dan RW akan dibagikan kepada 7.854 orang, para ketua RT dan RW mendapatkan bantuan dana operacional sebesar 100 ribu/bulan. Tunjangan yang akan dicairkan baik untuk para kuwu dan perangkat desa maupun untuk RT dan RW sebelum lebaran ini untuk 3 bulan yakni Mei, Juni, dan Juli. Sedangkan tunjangan untuk bulan Januari – April telah dibagikan.

Setidaknya, untuk pencairan bulan Mei, Juni, dan Juli sebelum lebaran ini untuk tunjangan penghasilan tetap sebanyak 3.693 kuwu dan pamong desa di 309 desa selama tiga bulan yakni mencapai Rp. 4.495.500.000,-. Sementara untuk bantuan operacional RT dan RW mencapai Rp. 2.355.900.000,- sehingga menjelang lebaran yang tidak lama lagi Pemkab Indramayu akan menggelontorkan Rp. 6.851.400.000,- bagi para kuwu, pamong desa, serta RT dan RW.

Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si ketika menggelar safari ramadhan di Kecamatan Tukdana, Rabu (25/7) menegaskan, pemberian tunjangan tersebut merupakan bentuk kepedulian Pemkab Indramayu terhadap jajaran pemerinthan desa dan para ketua RT/RW mengingat tugas mereka yang berhubungan langsung dengan masyarakat dinilai sangat berat. Mereka adalah kepanjangan tangan pemerintah, agen informasi serta penyelenggara administrasi kependudukan dalam mendorong perekonomian masyarakat.

Bahkan dengan makin tingginya dana yang disediakan, operacional perangkat desa maupun RT/RW juga mengalami kenaikan. Untuk itu, penyaluran dana tunjangan penghasilan tetap para kuwu, pamong desa maupun dana operacional para ketua RT/RW hendaknya dapat digunakan secara baik.

"Jumlahnya memang tidak seberapa namun tunjangan ini harus dibarengi dengan kinerja yang lebih optimal dalam melayani masyarakat," kata wabup. (deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu