Langsung ke konten utama

Camat Kandanghaur Pimpin Semprot Wereng

KANDANGHAUR 20/3/2012 (www.humasindramayu.com)  – Ratusan hektare sawah milik petani di Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur diserang hama wereng. Mencegah penyebaran hama meluas, puluhan petani setempat melakukan penyemprotan secara masal, Selasa (20/3). Aksi ini dipimpin langsung Camat Kandanghaur Mismaka MSi beserta kepala UPTD Pertanian dan Peternakan Ir Suharjoni.

Disamping semprot masal juga dilakukan penyuluhan teknis pengendalian hama serta penggunaan insktisida oleh petugas OPT Joardi kepada para petani dari sejumlah kelompok tani (koptan) se-Kecamatan Kandanghaur.

Kepala UPTD Pertanian dan Peternakan Ir Suharjoni menjelaskan, penyemprotan sengaja dilakukan dengan cara serentak dengan tujuan agar tidak ada padi yang digunakan sebagai tempat persembunyian wereng.

Sebab, selama ini mayoritas petani hanya melakukan penyemprotan di lahan sawahnya sendiri saja. Alhasil wereng bisa bertahan hidup karena berpindah ke sawah yang tidak disemprot.

"Penyemprotan masal akan dilakukan secara rutin hingga wereng benar-benar habis. Obat-obatan sebagian merupakan bantuan dari pemerintah dan ada juga dari swadaya petani," katanya.

Sejauh ini sebut Suharjoni, wilayah endemis yang terserang hama wereng akibat terjadinya perubahan cuaca ekstrim mencapai 300 hektare dan tersebar di 13 desa.
Umur padi yang terserang antara 60 sampai 80 hari setelah tanaman (HST).

Sementara itu Camat Mismaka MSi menyatakan, semprot masal merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya beras. Disamping itu, pihaknya juga melakukan pemberdayaan kepada para petani melalui penyuluhan yang dilaksanakan secara intensif.

"Terutama dalam merubah pola tradisional yang selama ini dianut oleh petani. Kita tanamkan sedikit-sedikit bagaimana pola pertanian modern melalui teori dan praktek langsung dilapangan. Alhamdulillah, kesadaran dan pengetahuan petani semakin meningkat," terangnya. (deni/www.humasindramayu.com)


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu