Langsung ke konten utama

5.042 Tenaga Honorer Mempertanyakan Nasibnya

INDRAMAYU 19/3/2012 (www.humasindramayu.com) – Ribuan tenaga honorer di Kabupaten Indramayu mempertanyakan nasibnya. Hal ini terungkap ketika ketua Forum Solidaritar Honorer Indramayu (FOSHDI) melakukan audensi dengan Bupati Indramayu di ruang Nyi Endang Dharma Pendopo Indramayu, beberapa hari yang lalu.

 

Ketua FOSHDI Agung Suprayogi mengatakan, sampai saat ini jumlah tenaga honorer di Kabupaten Indramayu yang masih tercatat dan masih menunggu perbaikan nasibnya sebanyak 5.042 orang. Jumlah tersebut terdiri dari kategori 1 sebanyak 57 orang, kategori 2 sebanyak 1.300 orang sementara sisanya masih menggantung.

 

Agung menambahkan, honorer yang masuk kategori 1 adalah honorer yang surat tugasnya (SK) ditandatangani oleh Bupati Indramayu serta mendapatkan honor berasal dari APBD/APBN. Sedangkan yang masuk kategori 2 adalah honorer yang SK nya ditandatangani oleh kepala OPD sebagai atasan langsungnya dan honornya dibayarkan melalui kebijakan kepala OPD tersebut.

 

Menanggapi kedatangan perwakilan tenaga honorer ini, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menyikapinya secara serius. Bukti keseriusan bupati ini, pihaknya segera berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Indramayu untuk melanjutkan kepada Badan Kepegawaian Nasional tentang rencana pengangkatan pegawai negeri sipil dari honorer.

 

Sementara itu Kepala BKD Kabupaten Indramayu Drs.H. Eddy Mulyadi S, MM mengatakan, sampai saat ini pihaknya terus melakukan upaya negosiasi dengan BKN agar kuota pengangkatan CPNS dari honorer di Kabupaten Indramayu bisa diperbanyak. Selain itu pihaknya juga masih menantikan petunjuk atau aturan yang baru tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu